Hikmah dan Pesan Spiritual dari Surat Al-Kahfi (Bagian 1)
Surah ini menjelaskan bahwa, mereka yang berupaya menyesatkan manusia dari kebenaran tidak memiliki kemampuan apapun (ilmu, kekuatan, dan sebagainya) tentang Allah dan sistem ciptaan-Nya. Allah tidak menghadirkan mereka saat menciptakan makhluk-Nya. Dia tidak bergantung pada mereka dalam tindakan apapun atau melibatkan mereka dalam mengambil keputusan. Jadi, bagaimana mereka mengklaim atas diri mereka sendiri bahwa, mereka memiliki kewenangan dalam membimbing dan mengarahkan (diri mereka sendiri dan orang lain)? Dan bagaimana bisa tipu daya mereka tersebar di antara manusia?
Allah SWT berfirman:
مَآ اَشْهَدْتُّهُمْ خَلْقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَلَا خَلْقَ اَنْفُسِهِمْۖ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّيْنَ عَضُدًا
Aku tidak menghadirkan mereka (Iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi, tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri. Aku tidak menjadikan mereka yang telah menyesatkan itu sebagai penolong. (QS. Al-Kahf [18]:51)
Mereka meninggalkan rekan-rekan mereka, sebagaimana mereka ditinggalkan oleh rekan-rekan mereka, kemudian dimasukkan ke dalam neraka. Allah SWT berfirman:
وَرَاَ الْمُجْرِمُوْنَ النَّارَ فَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ مُّوَاقِعُوْهَا وَلَمْ يَجِدُوْا عَنْهَا مَصْرِفًا
Orang yang berdosa itu melihat neraka, lalu merasa yakin akan jatuh ke dalamnya (seketika itu juga). Mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (QS. Al-Kahf [18]:53)
Keberpalingan orang-orang yang tidak menerima kebenaran dari kebenaran bukanlah timbul dari kebutuhan akan bukti kebenaran itu, namun disebabkan oleh kesombongan yang menghalangi mereka untuk beriman.
Kesombongan ini membuat mereka enggan menerima kebenaran itu dan memilih untuk menggugurkannya, serta membuat mereka tidak peduli pada akibat dari perbuatan mereka. Mereka akan sadar hanya dengan azab dan ketetapan Allah atas umat sebelum mereka. Demikianlah, ketetapan (sunnah) Allah atas umat yang ingkar pada masa lalu, dan para pengingkar pada masa mendatang akan melihat hal yang sama.
Khatimah
Sebagai penutup bagian ini, Surah Al-Kahfi memberikan pelajaran yang mendalam tentang hakikat kehidupan, keimanan, dan kebenaran.
Surat ini menegaskan bahwa kekayaan duniawi dan kedudukan hanyalah alat untuk menguji manusia, bukan tujuan hidup yang sejati. Melalui kisah-kisah dan perumpamaan yang terkandung di dalamnya, Allah mengajarkan pentingnya akidah, keadilan, dan kerendahan hati.
Orang-orang yang menyesatkan tidak memiliki kuasa apa pun dalam urusan Allah, dan tipu daya mereka tidak akan mampu menggugurkan kebenaran. Keengganan untuk menerima kebenaran sering kali disebabkan oleh kesombongan, yang menghalangi mereka dari beriman dan merenungi akibat perbuatan mereka. Allah memberikan waktu kepada hamba-hamba-Nya untuk bertobat, namun azab-Nya akan datang sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan.