Hikmah Tahun Baru Islam
Sebentar lagi kaum Muslimin memasuki tahun baru Islam yang bertepatan 1 Muharram 1440H. Sudah selayaknya kita sambut tahun baru Islam ini dengan gembira.
Kalau kita menilik sejarah tahun baru Islam dimulai saat Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah Al-Mukarramah ke Madinatul Munawarah, Arab Saudi. Kondisi dan situasi Kota Makkah pada saat itu sudah tidak aman dan nyaman lagi untuk syiar Islam, maka Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad Saw beserta sahabat untuk hijrah ke Madinah.
Sebagaimana dalam firman Allah Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 97, “Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah)” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
Dengan adanya momentum tahun baru Islam, banyak pesan dan hikmah yang dapat dijadikan pelajaran. Pergantian tahun hendaknya dapat membuahkan perubahan dalam perilaku seorang Muslim. Tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pergantian tahun harusnya membawa makna perubahan, yakni mampu menghijrahkan diri pribadi untuk hidup yang lebih baik dalam keridhaan Allah SWT.
Adapun hikmah dari pergantian tahun baru yakni: Pertama, meninggalkan perilaku buruk. Jika pada tahun sebelumnya, ibadah mahdah belum baik, maka pada tahun baru ini hendaknya harus lebih baik. Misalnya andai salat lima waktu, puasa dan ibadah lainnya, saat kemarin belum sempurna, maka pada tahun ini disempurnakan. Apalagi dihiasi dengan amalan-amalan sunah yang dicontohkan Rasulullah seperti salat tahajud, puasa sunah dan lainnya.
Kedua, bersegera melaksanakan aturan-aturan Allah dalam kehidupan dengan kembali pada sistem Islam, sehingga bisa menjalankan Islam secara menyeluruh seperti yang dicontohkan Rasulullah di Madinah yakni menjalankan aturan Allah seperti menjalankan sistem ekonomi Islam, mengatur pergaulan dan lainnya.
Ketiga, tetap istiqamah atau kokoh dalam menjalankan semua yang Allah perintahkan dan menjauhi larangan Allah.
Demikianlah yang dapat kita lakukan sebagai seorang Muslim agar senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah, pribadi yang selalu taat kepada-Nya.
Ayyuhanna Widowati, S.E.I
Tim Komunitas Muslimah Menulis, tinggal di Depok