Ibadah Haji dan Realita Persatuan Umat

Nahas, kisah tersebut telah lama berakhir dan tinggal sejarah. Akan tetapi, dari peristiwa tersebut kita paham bahwa umat butuh kepemimpinan. Dia-lah yang akan mempersatukan umat dan menjadi pelindung umat.
Akan tetapi, sekularisme telah merangsek masuk dalam benak kaum muslim. Sehingga memandang Islam sebatas agama ritual. Nuansa Islam hanya terasa kala bulan Ramadhan dan momen-momen hari raya. Sama halnya dengan momen ibadah haji tahun ini. Persatuan yang tampak sebatas persatuan saat menjalankan ibadah haji di Mekkah. Tidak lebih dari itu.
Sekularisme, inilah racun yang seharusnya dihilangkan dari tubuh kaum muslim. Racun ini yang telah membinasakan ghiroh juang kaum muslim dalam persatuan dan melenakan kaum muslim dari upayanya untuk berjuang meraih kebangkitan berpikir.
Racun ini pun telah membuat kaum muslim kembali terjajah dalam pemikiran. Sehingga tidak satupun pemimpin muslim yang menyerukan persatuan dan kesatuan umat. Serta memimpin kembali dunia dalam cahaya Islam.
Melangkah Bersama Menuju Persatuan Umat
Telah terang benderang bahwa Islam membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta. Tiga belas abad lamanya Islam memimpin dunia telah membuktikan kekokohannya mempersatukan berbagai ras, agama, budaya, dan adat istiadat manusia. Islam tidak menindas dan tidak pula merusak alam. Keberkahan hadir menyelimuti dunia dan seisinya.
Segala hal tersebut terwujud kala syariat Islam menjadi asas bernegara dan bermasyarakat. Persatuan kaum muslim dengan satu kepemimpinan akan membawa pada kebaikan seluruh umat manusia. Generasi akan terlindungi dari budaya rusak, penjajahan dan genosida pun tidak akan terjadi.
Oleh karena itu, seruan persatuan umat sangat dibutuhkan. Ibadah haji tahun ini yang dilaksanakan serempak, semestinya menjadi pendorong persatuan umat. Bukan sebatas motivasi untuk menjalankan ibadah ritual di tanah suci. Saat jutaan manusia rela melepaskan duniawinya untuk ibadah haji, seharusnya kaum muslim juga menyadari pentingnya kita semua untuk bersatu. Persatuan untuk kebangkitan hakiki. Wallahu’alam.[]
Anisa Rahmi Tania, Ibu Rumah Tangga, tinggal di Sumedang, Jabar.