QUR'AN-HADITS

Ibrah Surat Al-Hajj ayat 73: Mengapa Allah Memilih Lalat sebagai Perumpamaan dalam Al-Qur’an?

Pernahkah kita merenung, mengapa Allah, Tuhan semesta alam, memilih lalat sebagai simbol dalam salah satu ayat Al-Qur’an? Bukan gunung yang megah, bukan singa yang perkasa, bukan pula langit yang luas. Justru, seekor lalat. Ya, makhluk kecil yang kerap diusir, dijijikkan, dan sering diabaikan.

Namun, di dalam QS. Al-Hajj [22]: 73, Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ ۗوَاِنْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُۗ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ

“Wahai manusia! Telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu mengambil sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali darinya. Lemah benar yang menyembah dan yang disembah itu.”

Ayat ini bermunasabah dengan ayat sebelumnya, Ayat 71 menyatakan bahwa orang-orang musyrik menyembah selain Allah tanpa dasar ilmu, petunjuk, atau kitab. Ayat 72 menggambarkan bahwa ketika ayat-ayat Allah dibacakan kepada mereka, mereka berpaling dengan kesombongan dan keingkaran. Ayat 73 hadir sebagai bentuk sindiran tajam terhadap sesembahan selain Allah dengan menggunakan perumpamaan lalat untuk menunjukkan betapa lemahnya berhala-berhala itu dibandingkan dengan kekuasaan Allah. Maka, apakah pantas manusia sombong? Mari kita lihat bagaimana para ahli tafsir memahami kedalaman pesan ayat ini.

Ibnu Katsir menegaskan bahwa ayat ini merupakan bukti ketidakmampuan berhala-berhala dan sesembahan selain Allah dalam menciptakan makhluk sekecil lalat. Bahkan andai seluruh kekuatan disatukan, mereka tetap tidak berdaya. Kemudia Allah berfirman;

“Dan jika seekor lalat mencuri dari mereka, niscaya tidak sanggup mengambilnya kembali” maksudnya ialah mereka mereka tidak akan mampu menciptakan seekor lalat pun, dan lebih-lebih mereka tidak akan mampu menahan lalat itu jika lalat mencuri suatu kebaikan yang pada padanya, lalat itu ingin menyelamatkannya. namun, ia tidak melakukannya. Lalat dan burung ini termasuk makhluk tuhan yang paling lemah dan tidak berdayah. Itulah sebabnya dia berkata “kelemahan meminta dan yang diminta”.

Ibnu Abbas berkata meminta adalah berhala, dan yang diminta adalah lalat. Dan menurut Al-Saddi dan yang lainnya berkata orang yang meminta adalah penyembah, dan yang diminta adalah berhala. Ini memperlihatkan keterbatasan total makhluk, dan hanya Allah yang benar-benar berkuasa mencipta dan mengatur.

Al-Qurthubi menganggap perumpamaan ini sebagai bentuk ejekan terhadap berhala, serta sekaligus tantangan akal manusia agar tidak terjebak pada penyembahan terhadap sesuatu yang tak berdaya. Allah ingin menunjukkan betapa rendahnya nilai berhala dan betapa bodohnya orang-orang yang menyembahnya. Mereka menyembah sesuatu yang bahkan tak bisa melindungi dirinya dari lalat.

Allah memilih lalat karena empat alasan: kehinaannya, kelemahannya, rasa jijiknya, dan kelimpahannya. Maka jika Binatang yang paling lemah dan paling hina ini tidak mungkin diciptakan oleh penyembah-penyembahnya selain Allah, untuk menciptakan yang serupa dengannya dan menangkal bahayanya, maka bagaimana mungkin mereka dapat menjadi tuhan yang disembah dan menjadi tuhan yang ditaati. Menurut Al-Qurthubi, ini adalah sindiran tajam terhadap kepercayaan yang keliru, dengan metode yang halus tapi menghujam.

Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan ayat ini dengan perumpamaan orang-orang musyrik yang menyembah berhalah dan al-Andaad tidak akan mampu menciptakan seekor lalat walaupun para sesembahan mereka bersatu. Bahkan mereka tidak memiliki kemampuan atau melawan untuk mengusir satu lalat pun. Walaupun lalat mengambil sesembahan itu mereka tidak mampu menolak dan mengambilnya Kembali. Padahal lalat adalah makhluk Allah yang paling lemah.

Ayat ini menunjukkan betapa bodohnya mereka. Sebab seorang penyembah biasanya mengharapkan manfaat dari yang disembah baik untuk kebaikan dirinya atau kemudharatan.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button