Jakarta (SI Online) – Chairman Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H. Priyadi Abadi mengakui saat ini dunia wisata terpuruk. Ia mengatakan, 90 persen dari penyelenggara wisata halal di Indonesia telah merumahkan para karyawannya.
“PHK, terpaksa kami rumahkan. Karena tidak ada pemasukan sama sekali, kondisinya seperti itu,” ungkap Priyadi saat berbicara dalam “Indonesia Islamic Marketing Festival (IIMF) 2021” yang digelar MarkPlus Islamic secara virtual, Senin (12/7/21).
Namun, Priyadi mengaku optimis usai pandemi keadaan akan berbalik menjadi lebih baik. Ia memperkirakan permintaan tour wisata keluar negeri dan wisata halal akan melonjak.
“Saat ini saja, permintaan tur kita untuk ke luar negeri masih tinggi meskipun di masa pandemi, padahal pulang ke Indonesianya saja harus karantina, apalagi nanti permintaan pasca pandemi. Oleh karenanya kami banyak sekali mencatat permintaan mereka yang tak sabar untuk jalan-jalan. Kami memperkirakan adanya lonjakan yang luar biasa akan permintaan konsumen yang tinggi pasca pandemi,” ujar Priyadi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengaku telah melakukan berbagai macam strategi untuk meningkatkan wisatawan ke Indonesia, termasuk dia antaranya virtual travelling.
“Ada beberapa strategi yang kita lakukan, seperti kerjasama dengan masjid Istiqlal bagaimana untuk mengembangkan wisata religi, bagaimana Islam itu tak hanya untuk umat muslim karena banyak hal yang bisa kita kembangkan. Itu juga kenapa kami kerjasama dengan Istiqlal untuk membuat narasi, karena mereka punya sejarah dan keberagaman toleransi yang luar biasa”, ungkap Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam kesempatan yang sama.
Terkait bisnis umrah, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag, H. Khorizi HD, mengatakan, menghadapi era pasca pandemi para penyelenggara wisata halal harus bisa menanggapi dan mengambil peluang.
“Bagaimana ibadah umrah tidak hanya semata-mata menjadi aspek ibadah, tetapi juga menjadi aspek wisata dan aspek bisnis. Ketika kita melihat aspek wisata dan aspek bisnis itu maka banyak hal yang harus kita diskusikan, jangan sampai aspek ini menghilangkan esensi darpada aspek ibadahnya,” ungkap Khorizi.
Kementerian Agama, kata Khorizi, hari ini melakukan pengawasan dan memberikan perizinan. Karena itu, peluang umrah pasca pandemi harus diraih sebaik-baiknya untuk kesejahteraan umat.
“Kalau kita bisa mitigasi dengan baik, penyelenggaraan umrah akan lebih siap daripada program haji”, ujar Khorizi.
red: shodiq ramadhan