Ikuti Perjuangan Rasulullah Saw
Dalam menempuh jalan dakwahnya, Rasulullah Saw telah mengikuti suatu jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Ini merupakan ketentuan Allah SWT sebagaimana firman Nya:
“Katakanlah: ‘Inilah jalanku (dakwah)ku. Aku beserta orang-orang yang mengikutiku (yang) mengajak kalian kepada Allah dengan hujjah nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik’.” (QS. Yusuf: 108)
Ayat ini memberikan pengertian kepada kita bahwa agenda besar kehidupan Beliau Saw adalah berdakwah mengajak manusia kejalan Allah SWT. Fakta sejarah hidup Beliau Saw telah memberikan kesaksian bahwa hidup dan mati Beliau Saw telah dipertaruhkan untuk tegaknya kalimat Allah SWT di muka bumi.
Dalam mengemban dakwahnya, Rasulullah dan para sahabat selalu mengadakan pergolakan pemikiran melawan kepercayaan kaum musyrikin serta tradisi jahiliyah mereka.
Beliau Saw menyerang tradisi mereka mengubur anak perempuan hidup-hidup, menyerang tradisi kecurangan mereka dalam takaran dan timbangan, serta menyerang tradisi ribawi dalam transaksi-transaksi mereka.
Beliau juga melakukan perjuangan politik melawan para pembesar Quraisy untuk melemahkan kekuatan mereka dengan tujuan melakukan perubahan agar kekuasaan orang-orang Quraisy berdasarkan Islam semata.
Keberanian dan keteguhan jiwa beliau sudah sangat terkenal dan diakui kawan maupun lawan. Keterusterangan Rasul tampak pada sikap Beliau Saw dalam setiap kata yang diucapkan dan kejelasan pemikirannya. Ketika Beliau Saw mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dari kalangan kerabatnya, di hadapan kaumnya dan penduduk Mekkah, Beliau Saw berpidato:
“Sesungguhnya seorang pemimpin tidak akan berdusta kepada kaumnya. Demi Allah, bahkan andaikan aku berdusta kepada segenap manusia, maka aku tidak akan berdusta kepada kalian. Juga andaikan aku menipu manusia seluruhnya, maka tidak mungkin aku menipu kalian. Demi Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian khususnya dan kepada manusia seluruhnya. Demi Allah kalian akan mati sebagaimana kalian tidur dan kalian akan dibangkitkan kembali sebagaimana kalian bangun tidur, dan dihisab atas segala apa yang kalian kerjakan sehingga kalian akan dibalas dengan kebaikan atas amal baikmu dan dengan keburukan atas amal burukmu. Adapun balasan itu berupa surga yang kekal dan neraka yang langgeng.”
Keberanian Beliau Saw yang paling menonjol ketika beliau masih sendiri, tidak ada penolong, pengikut apalagi pembela kecuali Allah SWT. Ketika Rasulullah Saw dilarang melakukan shalat di sebelah Ka’bah oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya dengan ancaman antara lain mau menginjak leher beliau ketika sujud. Namun beliau saw. tak bergeming sedikitpun. Bahkan mengulangi shalatnya lagi. Keberanian tersebut timbul karena adanya keyakinan yang bulat terhadap adanya pertolongan Allah SWT. Pada hakikatnya kekuatan Rasulullah tampak dari kebenaran yang diserukan melalui rangkaian kalimat yang jelas, tegas dan penuh percaya diri serta keteguhan hati beliau dalam berdakwah yang tidak pernah sedikitpun turun semangat, walaupun berbagai kesulitan dan rintangan serta bahaya besar menghadangnya.
Meskipun menghadapi berbagai intimidasi dan provokasi dari kaumnya agar beliau meninggalkan dakwahnya, Rasulullah tetap konsisten pada pendiriannya. Ini terbukti ketika para pemimpin Quraisy membujuk dengan menawarkan kepada beliau kekuasaan, harta, dan wanita melalui paman beliau, Abu Thalib. Rasulullah Saw menjawab bujukan itu dengan pernyataan yang tegas kepada pamannya:
“Demi Allah, hai pamanku. Seandainya mereka letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku tinggalkan dakwah ini, tidak akan aku tinggalkan sampai Allah memenangkan dakwah ini atau aku binasa karenanya.” (lihat Tarikh Ath-Thabari Juz II hal 326).
Kenapa Rasulullah Saw begitu mantap dan penuh keberanian dalam menyampaikan dakwahnya?