Impor Pangan Terus, Kapan Indonesia Bisa Mandiri?
Bahkan jika memang terjadi kekurangan selayaknya negara perlu serius menggenjot produksi pangan sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Sayangnya hal tersebut tidak menjadi upaya serius yang dilakukan penguasa.
Masifnya impor pangan sebetulnya disebabkan oleh adanya paradigma neoliberal, dimana posisi negara bukan lagi menjadi pelayan maupun pengurus rakyat namun negara menjadi pedagang dalam mengurusi urusan rakyat. Kebutuhan hajat rakyat dialihkuasakan kepada korporasi sehingga untung rugi menjadi asas yang dicari.
Wajar saja jika korporasi menguasai seluruh rantai pangan, dimulai dari produksi hingga konsumsi. Rakyat pun kesulitan memenuhi kebutuhan pangan akibat harga-harga makin menjulang tinggi. Petani juga mendapatkan imbas karna produknya harus bersaing dengan produk luar yang tentu kalah saing.
Kebijakan impor sepatutnya tidak menjadi kebijakan yang kerap diambil oleh penguasa. Selain merugikan petani dan rakyat, kebijakan impor akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak mandiri, bergantung dan menjadi jalan penguasaan orang kafir pada negeri ini.
Dalam Islam hal tersebut jelas telah diharamkan. Allah SWT berfirman, “…Dan Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman.” (QS. An Nisa:141)
Maka dalam Islam, Negara memposisikan dirinya sebagai penanggung jawab atas rakyatnya dan akan menjalankan politik ekonomi Islam dalam pengelolaan kebutuhan pangan.
Negara akan mendukung penuh usaha pertanian yang dilakukan rakyatnya seperti menyediakan bibit terbaik, memberikan bantuan subsidi, membangun infrastruktur pertanian, memberikan teknologi pertanian baru, riset, pendidikan, pelatihan dan sebagainya.
Negara juga akan menerapkan pengelolaan tanah dalam Islam sehingga mencegah penguasaan lahan serta mengoptimalkan terkelolanya semua tanah.
Keseriusan negara dalam membangun pengelolaan pangan yang baik akan menggairahkan para petani dalam berusaha.
Selaras dengan produksi, negara akan memastikan distribusi yang merata serta harga kebutuhan pangan yang terjangkau.
Upaya pengelolaan pangan yang serius tersebut akan memutus kebutuhan impor pangan dan kedaulatan pangan akan benar-benar terwujud.