Inilah Keutamaan Shalat Witir
Shalat Witir adalah ibadah sunnah yang tata caranya dianjurkan usai mengerjakan shalat-shalat sunnah lainnya pada malam hari. Shalat Witir sebagai penutup dari ibadah qiyamul lail, seperti shalat tahajud, shalat hajat dan shalat lainnya, serta shalat tarawih pada bulan Ramadhan.
Hukum shalat Witir adalah sunnah muakkad yaitu Rasulullah sangat menganjurkan untuk melaksanakan shalat Witir ini.
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam, maka Witirlah di awalnya. Dan yang yakin akan bangun di akhir malam, maka Witirlah di akhir malam; karena shalat di akhir malam disaksikan dan itu lebih utama.” [HR Muslim].
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam, maka Witirlah di awalnya. Dan yang yakin akan bangun di akhir malam, maka Witirlah di akhir malam; karena shalat di akhir malam disaksikan dan itu lebih utama.” [HR Muslim].
Shalat Witir dilaksanakan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal 11 rakaat, dilaksanakan setelah melaksanakan shalat Isya’ hingga terbit fajar.
Bacaan Doa Witir
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
“Wahai Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia.
Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”
Lantas apa sebenarnya alasan Rasulullah Saw mengutamakan shalat sunnah witru ini dan menolak meninggalkannya dalam keadaan apapun, padahal shalat ini termasuk shalat sunnah?