Inilah Profil PM Transisi Suriah Mohammed Al-Bashir
Damaskus (SI Online) – Mohammed Al-Bashir, perdana menteri dalam Pemerintahan Penyelamat Suriah (SSG), menyatakan bahwa pihak oposisi Suriah telah mengizinkannya membentuk pemerintahan peralihan seusai kejatuhan rezim Bashar Al-Assad.
“Menurut keputusan Komando Umum, kami telah mendapat izin untuk membentuk sebuah pemerintahan sementara yang akan berjalan secara tentatif hingga 1 Maret 2025,” kata Al-Bashir kepada media Al-Hadath, pada Selasa (10/12).
SSG awalnya dibentuk oleh organisasi Haiat Tahrir Al-Sham (HTS) dan kelompok pejuang bersenjata lainnya di Provinsi Idlib pada 2017.
Setelah taklukkannya Damaskus pada Ahad (08/12), Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali telah menyetujui penyerahan kekuasaan kepada SSG.
Beberapa laporan pada Senin (09/12) mengindikasikan bahwa ia telah bertemu dengan pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jawlani dan Mohammed al-Jalali, yang menjabat sebagai perdana menteri di bawah rezim Bashar al Assad.
Siapakah Mohammed al-Bashir?
Al-Bashir adalah seorang insinyur dan politisi Suriah yang mulai menjabat sebagai perdana menteri kelima dari pemerintahan yang dideklarasikan sendiri oleh HTS, Pemerintah Keselamatan Suriah, pada Januari.
Ia lahir di wilayah Jabal Zawiya, Idlib, pada 1986, menurut riwayat hidup yang diterbitkan oleh Pemerintah Keselamatan. Ia memiliki berbagai kualifikasi yang mencakup bidang teknik, hukum, dan perencanaan administrasi.
Al-Bashir meraih gelar sarjana teknik elektro dan elektronik, dengan spesialisasi di bidang komunikasi, dari Universitas Aleppo pada 2007.
Tahun 2010, ia menyelesaikan kursus bahasa Inggris tingkat lanjut yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan.
Pada 2021, Bashir memperoleh gelar sarjana Syariah dan hukum dengan pujian dari Universitas Idlib. Pada tahun yang sama, ia juga menerima sertifikat dalam perencanaan administrasi dan sertifikasi dalam manajemen proyek dari Akademi Internasional Suriah untuk Pelatihan, Bahasa, dan Konsultasi.
Dia kemudian bekerja sebagai insinyur yang mengawasi pendirian pabrik gas yang berafiliasi dengan Perusahaan Gas Suriah.
Perkembangan di bawah al-Bashir
Pada 2021, setelah pemberontakan Suriah melawan Bashar al-Assad, al-Bashir meninggalkan pekerjaannya di institusi pemerintah, bergabung dengan “barisan revolusioner di bidang militer”, menurut CV-nya.