PARENTING

Inilah Tips Menanamkan Tanggung Jawab pada Anak

Sikap tanggung jawab sangat penting diajarkan kepada anak, karena kelak setelah dewasa hal itu akan mempengaruhi kualitas kepribadiannya.

Tanggung jawab itu berkaitan dengan menerima konsekuensi dari apa yang telah kita perbuat, atau merupakan suatu keharusan untuk melakukan sesuatu. Seseorang yang bertanggung jawab berarti dapat dipercaya dan diandalkan.

Rasulullah Saw bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Al-Bukhari).

Anak perlu ditumbuhkan semangat, keinginan dan kepekaannya untuk bertanggung jawab, bukan dibebani secara terus menerus dengan berbagai tanggung jawab. Tanggung jawab tidak dapat dan tidak boleh dipaksakan kepada anak, karena tidak akan dapat bertahan lama dan kontraproduktif.

Penanaman tanggung jawab pada anak harus dimulai sejak dini, baik sebelum tamyiz (bisa membedakan mana yang berbahaya dan mana yang tidak) maupun setelah tamyiz, sesuai dengan usia dan perkembangan berbagai keterampilannya (motorik kasar dan halus, berbahasa dan sebagainya).

ADS: Ingin tahu organisasi profesi dalam bidang farmasi di Manokwari? Anda bisa mengunjungi pafimanokwari.org. PAFI berperan penting dalam mengembangkan profesi kefarmasian di daerah, menyediakan pelatihan, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya obat-obatan yang aman.

Jika pada diri anak sudah terbangun sikap tanggung jawab serta rasa bangga mengemban tanggung jawab, maka ia akan mampu melaksanakan berbagai bentuk tanggung jawab yang menjadi kewajibannya.

Tips Menanamkan Rasa Tanggung Jawab pada Anak

Orangtua, terutama ibu, harus sabar dalam membimbing anaknya untuk bertanggung jawab.

Ajari anak tanggung jawab secara perlahan-lahan, dengan pembiasaan setiap hari yang sesuai usia dan kemampuannya. Metode kekerasan dapat memojokkan dan menjatuhkan mental anak, sehingga tumbuh menjadi anak yang keras kepala dan kikir. Timbul dampak negatif pada sisi fisik anak, dan menumbuhkan sikap melawan dan agresif pada perilaku anak.

Orang tua memperkaya pengalaman anak dengan sesering mungkin memberi kepercayaan melaksanakan suatu tugas. Anak belajar mengatasi situasi yang mereka hadapi dengan penuh tanggung jawab.

Latihan mulai dari tugas-tugas sederhana yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Misalnya: membereskan mainan selesai bermain, makan sendiri, mandi sendiri, membuka dan mengenakan pakaian/celana/sepatu sendiri, melatih anak buang air kecil atau air besar di kamar mandi (toilet training), menyimpan barang-barang miliknya, mempersiapkan buku pelajaran sesuai jadwal, mengerjakan PR, berangkat sekolah sendiri, membereskan tempat tidurnya, belajar menabung, memelihara barang-barang miliknya.

Selanjutnya, latihan ditingkatkan dengan tanggung jawab yang lebih tinggi, yaitu tanggung jawab terhadap keluarga. Misalnya: membantu ibu menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, menjaga nama baik keluarga, mengajak adik bermain.

Beri kesempatan kepada anak untuk berinisiatif melakukan berbagai pekerjaan dan aktivitas sendiri, dan biarkan anak belajar dari kesalahan – kesalahan. Ruang gerak anak tidak dibatasi, sehingga anak berpeluang untuk berkembang dan produktif.

Ajarkan anak agar bisa membagi waktu untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Anak bisa memahami kapan waktunya bermain, shalat, sekolah, makan, mandi, tidur, mengaji, dan lain-lain.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button