Institut Tazkia Kuatkan Program untuk Penyandang Disabilitas
Bogor (SI Online) – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Institut Tazkia mengadakan webinar bertajuk “Kampus Tazkia Menuju Kampus Inklusi” yang dibuka secara resmi oleh Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin pada Ahad (2/5/2021).
Bupati Ade Yasin mengungkapkan bahwa pemerintah sangat mendukung program inklusi untuk penyandang disabilitas di berbagai kesempatan.
Ia pun memberikan apresiasi kepada sekolah negeri maupun swasta dan kampus negeri atau swasta yang sudah menyelenggarakan sekolah atau kampus inklusi yang ada di Bogor.
Dalam kesempatan itu, Ade Yasin sekaligus mengumumkan diikutsertakannya Institut Agama Islam Tazkia sebagai kampus pilihan bagi mahasiswa-mahasiswi asal Bogor dengan Beasiswa Pancakarsa. Hal ini setelah mempertimbangkan kualitas Kampus Tazkia di level nasional maupun internasional yaitu “Kampus Terbaik Ekonomi dan Keuangan Syariah”.
Program Beasiswa tersebut diberikan kepada warga Bogor yang ingin kuliah S-1 yang jumlahnya direncanakan sebanyak 1.200 mahasiswa, dengan syarat telah menjadi penghafal Al-Qur’an minimal lima juz.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Suyitno dalam sambutannya menegaskan pentingnya keberadaan kampus inklusi di lingkungan Kementerian Agama karena amanat undang-undang untuk menyelenggarakan “Education for All”.
Rektor Institut Tazkia, Murniati Mukhlisin menyampaikan pentingnya pesan Surah ‘Abasa (80) yang turun karena Allah SWT menegur Rasulullah Saw ketika bermuka masam saat Ibnu Ummi Maktum sahabat yang tunanetra menyapanya. Hal itu dikarenakan Rasulullah Saw sedang sibuk melayani pembesar Quraisy yang ingin masuk Islam sedangkan Ibnu Ummi Maktum sudah menjadi Muslim saat itu.
“Bayangkan Allah SWT saja tidak suka karena Rasulullah Saw tidak memberikan perhatian kepada Ibnu Ummi Maktum padahal alasan Rasulullah Saw sebenarnya juga penting agar si pembesar Quraisy itu masuk Islam. Kalau kita tidak melayani saudara-saudara kita penyandang disabilitas di kampus dengan baik, apa teguran Allah SWT nanti?” ujar Murniati.
Rektor kampus yang dinobatkan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh dalam bidang keuangan syariah di level internasional ini juga menyatakan bahwa Kampus Tazkia sejak pertama dibuka 20 tahun yang lalu sudah memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa penyandang disabilitas.
Menurutnya, saat ini ada tiga dosen dan tiga orang mahasiswa penyandang disabilitas yang aktif. Adapun fasilitas untuk penyandang disabilitas di kampus senantiasa diperbaiki dari waktu ke waktu.
Murniati menambahkan bahwa dalam waktu tiga tahun ini, Program Studi Pendidikan Ekonomi Syariah akan melahirkan Guru atau Juru Bahasa Isyarat Ekonomi Syariah. Hal ini sangat penting supaya alumni program studi ini dapat menjadi tenaga pengajar di sekolah dan kampus inklusi yang punya keahlian dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah termasuk bisnis syariah.
Acara ini juga menghadirkan Gustian Hafidh Mahendra dan Sari Widya Utami dari Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat dari Yogyakarta. Mereka berbagi pengalaman bagaimana menjadi juru bahasa isyarat. Diujung acara para peserta belajar bagaimana mengenai isyarat ucapan “assalaamualaykum” dan “alhamdulillah”.
red: adhila