SUARA PEMBACA

Intervensi Asing Diundang, Hegemoni Bertandang

Bagaimana kita bisa menjadi negara kuat dan mandiri, jika untuk urusan urgen dalam negeri sendiri penguasa kita tak punya nyali mengaturnya. Bergantung pada asing, terlebih militer. Padahal militer adalah kewajiban setiap negara untuk mempersiapkan secara serius. Tak ada negara yang kuat militernya kemudian menyerah begitu saja kepada negara asing. Sama halnya dengan upaya bunuh diri politik.

Dan hal itu tak pernah sekalipun dicontohkan oleh Rasulullah, Khulafaur Rasyidin dan para pemimpin Muslim sebelumnya. Allah SWT berfirman, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya.” (QS Al-Anfal: 60).

Dengan sekuat tenaga dan upaya, semestinya negara menyiapkan ketahanan negaranya, baik dengan jumlah tentara, pelatihan, pendidikan, perbekalan dan tsaqofah militernya. Jikapun membutuhkan tenaga ahli untuk pendidikan dan ketrampilan perang, negara boleh menggaji seseorang yang ahli dari luar negeri. Akod inilah yang membedakan kedudukan negara dihadapan asing.

Islam telah mengajarkan cara-cara menjadi umat terbaik dan mandiri, bila hari ini belum terwujud hal itu karena kaum Muslim telah kehilangan gambarannya, bahkan dengan tanpa ilmu meyakini Islam hanya mengatur akidah dan ibadah. Bukan solusi kehidupan. Bagaimana dengan tantangan Allah berikut ini? “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.” (QS al-A’râf: 54). Wallahu a’ lam bish showab.

Rut Sri Wahyuningsih, Institut Literasi dan Peradaban.

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button