#Perang Iran-Israel 2025INTERNASIONAL

Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Dunia Bersiap Hadapi Skenario Bencana Energi

Teheran (SI Online) – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memanas seiring dengan meningkatnya ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur vital perdagangan energi dunia. Ancaman ini muncul di tengah konflik yang melibatkan serangan militer Israel terhadap fasilitas strategis Iran, yang didukung oleh sikap bias Amerika Serikat dan Eropa terhadap agresi Zionis.

Selat Hormuz, yang memisahkan Iran dari Uni Emirat Arab dan Kesultanan Oman, merupakan jalur pelayaran utama yang menghubungkan Teluk Arab dengan Laut Arab. Lebih dari 20 juta barel minyak mentah dan produk turunannya—sekitar 20% dari konsumsi minyak global—melintasi jalur sempit ini setiap hari. Selain itu, selat ini juga menjadi jalur utama ekspor gas alam cair (LNG), terutama dari Qatar.

Ancaman Iran dan Skenario Energi Global

Amer Al-Shobaki, peneliti ekonomi energi, menyebut dalam analisisnya bahwa penutupan Selat Hormuz berpotensi mengubah peta ekonomi dunia secara drastis. Dalam artikelnya yang diterima Pusat Informasi Palestina, Al-Shobaki menegaskan bahwa jika ancaman Iran benar-benar terwujud, harga minyak bisa langsung melonjak ke atas 100 dolar per barel, bahkan mencapai 150 dolar per barel jika dibarengi dengan gangguan di Selat Bab al-Mandab oleh kelompok Houthi.

Ancaman tersebut, kata Al-Shobaki, bukan sekadar retorika. Iran disebut memiliki 6.000 ranjau laut dan kemampuan menanam hingga 100 ranjau per hari, cukup untuk menghentikan lalu lintas kapal dalam waktu 48 jam. Kapal selam kelas Kilo milik Iran pun dirancang khusus untuk misi penanaman ranjau, sementara perusahaan asuransi global mulai menaikkan tingkat risiko untuk kapal yang melintasi wilayah tersebut.

“Gangguan di Selat Hormuz bukan hanya persoalan energi. Ini akan mengguncang sistem keuangan dunia, memicu inflasi global, dan merusak strategi bank sentral dalam mengendalikan suku bunga,” kata Al-Shobaki.

Eropa dan Asia Terancam, AS Bersiaga

Ketergantungan global terhadap Selat Hormuz sangat tinggi. Tiongkok mengimpor sekitar 5,5 juta barel minyak per hari dari kawasan ini, sementara Jepang, Korea Selatan, dan India juga sangat bergantung pada minyak dan gas dari Teluk.

Eropa sendiri—yang tengah mencari alternatif pasokan gas selain dari Rusia—mengimpor sebagian besar LNG-nya dari Qatar melalui selat ini. Dengan meningkatnya tensi, harga gas dunia telah naik 8% dan diperkirakan akan terus berfluktuasi, apalagi menjelang musim panas.

The New York Times melaporkan bahwa militer AS telah menyiapkan skenario tanggap darurat untuk kemungkinan ranjau laut di Selat Hormuz. Pentagon disebut sedang memetakan respons terhadap potensi blokade Iran, termasuk menyiagakan kapal penyapu ranjau di kawasan Teluk.

Meski demikian, laporan intelijen memperkirakan Teheran memiliki kapasitas militer untuk melumpuhkan pergerakan kapal perang Amerika Serikat. Iran dikabarkan memiliki berbagai tipe ranjau, mulai dari ranjau magnetik hingga sensor seismik canggih, yang berpotensi besar menimbulkan kekacauan maritim.

Dampak Sistemik dan Kesiapan Negara-Negara Teluk

Selat Hormuz adalah jalur utama ekspor bagi Arab Saudi, Iran, Kuwait, UEA, dan Irak. Sekitar 90% ekspor minyak negara-negara tersebut melintasi selat ini. Sementara itu, Qatar mengandalkan sepenuhnya selat ini untuk mengangkut gas alam cair yang menyuplai seperempat konsumsi LNG dunia.

Menyadari potensi risiko, Arab Saudi dan UEA dikabarkan sedang mempertimbangkan jalur ekspor alternatif guna menghindari ketergantungan terhadap Selat Hormuz. Namun, opsi ini membutuhkan waktu dan investasi besar yang tak bisa segera diimplementasikan.

Mengancam Stabilitas Ekonomi Global

Kenaikan harga minyak dan gas secara drastis akan memicu inflasi global dan memperburuk tekanan pada negara-negara berkembang. Biaya logistik diprediksi naik lebih dari 300%, berdampak pada distribusi bahan pangan, komoditas strategis, dan barang industri secara global. Hal ini berpotensi menciptakan krisis ekonomi multi-sektor yang bisa melampaui krisis energi 1973.

Penutupan Selat Hormuz juga akan menjadi pukulan telak bagi jalur pelayaran internasional, termasuk Terusan Suez di Mesir yang menghubungkan Eropa dan Asia.

sumber: infopalestina

Artikel Terkait

Back to top button