Islam Agama Perubahan
Ketika berbicara tentang Islam, sebagian orang seringkali hanya membahas seputar bagaimana membangun masjid, bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, shalat lima waktu, menunaikan puasa, zakat, dan haji. Semua itu memang bagian penting dari Islam, namun pertanyaannya adalah, apakah Islam hanya sebatas memiliki makna sebagai pengatur cara ibadah ritual saja? Lalu apa bedanya dengan agama lain yang juga hanya mengatur terkait ibadah ritual? Bukankah Islam diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai agama terakhir sekaligus penyempurna agama-agama sebelumnya?
Maka sungguh sudah saatnya umat memahami bahwa Islam bukan hanya sekedar agama. Akan tetapi juga sebagai rahmat untuk seluruh alam yang berarti Islam mempunyai konsep utuh terkait pengaturan semua aspek kehidupan.
Sebagaimana telah jelas sejarah mencatat tentang perjalanan dakwah Rasulullah dan para sahabat yang mengubah masyarakat jahilliyah penuh kebodohan menjadi masyarakat islami penuh kemuliaan. Sungguh ini merupakan keberhasilan dakwah Islam sebagai konsep perubahan yang nyata. Maka tak heran, Islam yang sempurna sejatinya mampu mewujudkan masyarakat ideal, yang merupakan produk perubahan yang sesungguhnya. Maka, Muhammad dengan Al-Qur’annya, bukan sebatas memperkenalkan agama, yakni Islam, melainkan membawa konsep perubahan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan yang sungguh lengkap.
Namun konsep perubahan itu rupanya belum dipahami secara utuh dan sempurna, termasuk oleh umatnya sendiri. Padahal, konsep itu sebenarnya sangat jelas. Sepanjang sejarah perjuangannya, baik tatkala masih berada di Makkah maupun di Madinah, Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam melakukan perubahan masyarakat secara mendasar. Dimulai dari upaya beliau dan para sahabat yang mendakwahkan pemikiran Islam di tengah-tengah masyarakat, membangun perasaan Islam mereka dan memahamkan Islam sebagai aturan kehidupan yang harus diterapkan dalam sebuah negara.
Sungguh kita tidak boleh membiarkan umat hanya memahami islam sebatas sebagai agama saja, karna hal demikian tidak akan menghantarkan umat kepada perjuangan yang semestinya. Terlebih apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad di dalam membangun peradaban, di antaranya melakukan perubahan sosial dan aturan kehidupan secara mendasar, membangun kecintaan masyarakat terhadap ilmu, beramal shaleh, dan seterusnya akan ditangkap secara tidak utuh oleh umat yang salah kaprah memahami Islam. Maka Nabi Muhammad hanya dipahami sebagai orang yang mengenalkan agama saja, belum sampai sebagai sosok pengubah masyarakat dengan konsepnya sedemikian mendasar dan sempurna.
Terakhir. Sudah menjadi tugas kita bersama menyampaikan peranan Islam dengan petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai konsep perubahan hakiki terhadap tatanan kehidupan, baik pada tataran individu, masyarakat dan negara secara keseluruhan, maka upaya mewujudkan kehidupan masyarakat adil, makmur, damai, dan sejahtera, akan terwujud. Wallahu a’lam.
Meyla Asyifa Hanna