Islam Berjuang
Oleh: Sayid Qutb
Orang-orang yang berpendapat bahwa setiap prinsip manapun yang dikenal umat manusia dalam sejarahnya yang panjang, mungkin untuk berjuang menantang segala macam keaniayaan. Sebagaimana perjuangan yang telah dilakukan Islam, atau dapat berdiri di samping orang-orang yang teraniaya semuanya sebagaimana yang telah dilakukan Islam, atau dapat berteriak di depan muka para tiran dan diktator-diktator yang sombong sebagaimana yang telah dilakukan oleh Islam, maka orang yang berpendapat begini amat tersalah, atau amat tergoda, atau amat tidak mengerti akan Islam.
Orang-orang yang berpendapat bahwa mereka itu orang Islam, tetapi mereka tidak berjuang menentang keaniayaan dengan segala bentuknya, tidak mempertahankan orang-orang yang teraniaya dengan sebaik-baiknya dan tidak berteriak di depan muka para tiran dan diktator, orang yang berpendapat begini amat tersalah sekali, atau mereka itu amat munafik, atau amat tidak mengerti akan Islam. Dan selanjutnya.
Inti dari Islam adalah gerakan pembebasan. Mulai dari hati nurani orang-orang dan berakhir di samudera kelompok manusia. Islam tidak pernah menghidupkan sebuah hati, kemudian hati itu dibiarkannya menyerah tunduk kepada suatu kekuasaan di atas permukaan bumi, selain dari kekuasaan Tuhan yang Satu dan Maha Perkasa.
Islam tidak pernah membangkitkan sebuah hati, lalu dibiarkannya hati itu sabar tidak bergerak dalam menghadapi keaniayaan dalam segala macam bentuknya, baik keaniayaan ini terjadi terhadap dirinya, atau terjadi terhadap sekelompok manusiadi bagian dunia manapun juga, dan di bawah penguasa manapun juga.
Jika anda melihat keaniayaan terjadi, bila anda mendengar orang-orang yang terniaya menjerit, lalu anda tidak menemui umat Islam ada di sana untuk menentang ketidakadilan itu, menghanucurkan orang yang aniaya itu, maka anda boleh langsung curiga apakah umat Islam ada atau tidak. Tidak mungkin hati-hati yang menyandang Islam sebagai akidahnya, akan rela untuk menerima ketidakadilan sebagai sistemnya, atau rela dengan penjara sebagai hukumnya.
Masalahnya, Islam itu ada atau tidak ada. Kalau Islam itu ada ini berarti perjuangan yang tidak akan berhenti-henti, jihad yang tidak ada putus-putusnya, mencari syahid demi untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan persamaan.
Kalau Islam tidak ada, maka di waktu itu yang terdengar adalah bisikan doa-doa, bunyi tasbih yang dipegang tangan, jimat-jimat dengan doa perlindugan, berserah diri dengan harapan langit akan menghujankan rezeki dan kebaikan ke atas bumi, menghujankan kemerdekaan dan keadilan. Langit tidak pernah menghujankan hal-hal seperti ini.
Tuhan tidak akan menolong suatu kelompok manusia yang tidak mau menolong diri sendiri, orang yang tidak percaya keluarganya sendiri, dan tidak menjalankan hukum Tuhan tentang jihad dan perjuangan.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS ar Ra’ad 11)
Islam adalah akidah revolusioner yang aktif. Dengan arti kalau ia menyentuh hati manusia dengan cara yang benar, maka dalam hati itu akan terjadi suatu revolusi. Revolusi dalam konsepsi, revolusi dalam perasaan, revolusi dalam menjalani kehidupan dan hubungan individu dan kelompok. Revolusi yang berdasarkan persamaan mutlak antara seluruh umat manusia. Seorang tidak lebih baik dari yang lainnya selain dengan takwa. Berdasarkan kehormatan manusia, yang tidak meninggalkan seorang makhluk pun di atas dunia, tidak suatu kejadianpun, dan tidak suatu nilaipun.
Revolusi itu berdasarkan keadilan mutlak, yang tidak dapat membiarkan ketidakadilan dari siapapun juga dan tidak dapat merelakan ketidakadilan terhadap siapapun juga. Baru saja manusia merasakan kehangatan akidah ini, ia akan maju ke depan untuk merealisasikannya dalam alam nyata dengan seluruh jiwanya. Ia tidak tahan untuk bersabar, untuk tinggal diam, untuk tenang-tenang saja, sampai ia benar-benar telah menyelesaikan realisasinya di alam nata. Inilah pengertiannya bahwa Islam itu suatu Aqidah revolusioner yang aktif dinamis.