Islam Merah Putih Siasat Cegah Kemunculan Islam Politik?
Islam merah putih, sebuah istilah baru yang dilontarkan Puan Maharani, Ketua DPR RI dan Ketua DPP PDIP, disebutkan oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderasi Beragama Indonesia Islah Bahrawi seperti yang dilansir dari SuaraBekaci.id, Mei 2022, adalah salah satu upaya untuk menghadirkan keseimbangan antara nasionalisme di satu sisi dan agama di sisi yang lain, dan sebagai jalan untuk mencegah menjadikan agama sebagai komoditas politik.
Jelaslah bahwa gagasan Islam merah putih adalah gagasan yang lahir dari sekulerisme. Yaitu upaya untuk menjauhkan nilai-nilai agama dari mengatur urusan publik, urusan dunia. Yang hari ini dilabeli sebagai istilah negatif yaitu menjadikan agama sebagai komoditas politik. Sehingga selalu ada upaya untuk mengadaptasikan agama kedalam hukum yang dibuat oleh hawa nafsu manusia.
Terang saja hal demikian membuat agama seolah menjadi tersangka dalam semua kesemerawutan yang terjadi hari ini. Padahal sejatinya agama adalah solusi yang ditawarkan untuk menjawab seluruh permasalahan manusia dengan sempurna dan paripurna. Sebab pada faktanya, permasalahan masyarakat saat ini bukanlah tentang hilangnya keseimbangan antara nasionalisme dan agama, namun adalah tentang ketidakadilan dan kedzoliman yang menimpa masyarakat yang berdampak pada sulit dan sempitnya kehidupan mayoritas masyarakat hari ini.
Jika ditinjau dari sejarah kemunculannya, sekulerisme lahir dari pengalaman eropa saat berada dalam doktrin gereja yang melahirkan banyak keterbelakangan dan permasalahan dalam kehidupan publik. Yang kemudian melahirkan ide sekulerisme yaitu upaya menjauhkan doktrin gereja dari setiap kebijakan publik yang dihasilkan oleh setiap penguasa di eropa saat itu. Maka Eropa mencapai puncak kemajuannya secara materi justru saat meninggalkan ajaran agama mereka walaupun mengalami kemerosotan moral dan akhlak di tengah masyarakatnya akibat sekulerisme, masyarakat eropa terjebak dalam nilai-nilai kebebasan tanpa batas yang menghasilkan banyak kerusakan dalam seluruh aspek kehidupan.
Hanya saja, kemajuan materi yang berbanding terbalik dengan kerusakan moral yang dihasilkan dalam masyarakat eropa sebab penerapan sekulerisme, tetap saja mampu membius kaum muslimin yang sudah hilang kepercayaan dirinya atas agamanya, untuk terus menerus mengikuti doktrin dan gaya hidup barat yang dinilainya memiliki banyak kemajuan sebab meninggalkan agamanya. Kaum muslimin hari ini ikut-ikutan latah mengikuti barat meninggalkan ajaran agama dalam kehidupan.
Kaum muslimin saat ini lupa, bahwa sumber kemerosotan hidup dan permasalahan yang menjeratnya adalah sebab mengikuti doktrin barat dalam segala aspek kehidupan. Kaum muslimin hari ini lupa bahwa doktrin barat adalah doktrin yang penuh kebencian terhadap ajaran Islam dan berusaha untuk menjauhkan ajaran Islam dari benak kaum muslimin.
Hanya saja upaya untuk menjauhkan ajaran Islam dari benak kaum muslimin tidaklah bisa dilakukan secara serampangan. Mereka (barat) sangat berhati-hati dalam upaya menjauhkam ajaran Islam dari benak kaum muslimin, mereka menggunakan istilah-istilah halus mamun mematikan untuk diterima oleh kalangan kaum muslimin dengan target menjauhkan seluruh ajaran Islam dari benak kaum muslimin. Terutama Islam politik.
Barat sangat alergi terhadap Islam politik, yaitu Islam yang menjadi musuh bebuyutan paham sekulerisme yang yang diadopsi oleh Barat. Sebab Islam politik mengajarkan jika aturan (ajaran) Islam wajib diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, karena fungsinya sebagai problem solution atas seluruh permasalahan umat manusia.
Karenanya Islam politik tidak pernah dikehendaki keberadaannya oleh sekulerisme. Sebab Islam politik pasti akan memberangus setiap ajaran yang lahir dari paham sekulerisme, yang dinilai oleh Islam politik bahwa sekulerisme adalah sumber lahirnya berbagai malapetaka dalam kehidupan, kerusakan nasab, keterancaman jiwa, dan lain sebagainya, yang melahirkan kegelisahan dan kenestapaan hidup masyarakat.
Sebab itu sekulerisme berupaya untuk mencegah timbulnya Islam politik, dengan mencegah menjadikan Islam sebagai komoditas politik setiap kali terjadi pemilu. Misalkan. Atau dengan memasifkan ide moderasi beragama dengan dalih agar Islam lebih toleran terhadap fakta kehidupan sekuler hari ini yang penuh kerusakan. Tidak terlalu ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Sehingga akibat dari moderasi beragama ini, banyak sekali istilah yang sudah pakem dalam Islam berusaha untuk dihilangkan atau diredukai maknanya dengan jalan mantik ala barat, seperti lahirnya ide rekontekstualisasi fiqih dan yang sejenisnya.