SUARA PEMBACA

Islam Rahmatan lil Alamin, Bukti Nyata Penerimaan Keberagaman Islam Sejak Awal

Prinsip ini bukan sekadar retorika, melainkan tercermin dalam berbagai catatan sejarah. Salah satu contohnya pernyataan Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization mengatakan: “Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari China, Indonesia, India, hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka..”

Pernyataan Will Durant ini menjadi salah satu bukti bagaimana Islam mampu merangkul berbagai bangsa dengan perbedaan etnis, budaya, dan agama, yang selaras dengan prinsip Rahmatan lil Alamin yang menjadi landasan interaksi antar masyarakat Daulah Islam sebagaimana yang tercatat dalam sejarah Islam.

Pandangan tentang keberhasilan Islam dalam merangkul keberagaman ini juga ditegaskan oleh Syeikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab Daulah Islamiyah. Beliau menyatakan, “Berbagai negeri itu memiliki beragam suku bangsa, bahasa, agama, kebiasaan-kebiasaan, adat – istiadat, undang – undang, dan kebudayaan; sehingga secara alami memiliki beragam pola pikir dan pola sikap. Karena itu upaya peleburan antara yang satu dengan lainnya dan pembentukan umat yang satu sehingga terjadi kesatuan agama, bahasa, tsaqofah, dan undang-undang merupakan hal yang sangat sulit dan sebuah upaya yang melelahkan. Keberhasilan upaya tersebut merupakan perkara yang luar biasa dan tidak pernah terjadi untuk selain Ilsam, juga tidak pernah terealisir kecuali untuk Daulah Islam.”

Jelaslah bahwa prinsip Islam Rahmatan lil Alamin bukanlah sekadar konsep saja, namun benar-benar telah terwujud secara konkret dalam sejarah Islam sejak awal. Kehidupan dengan berbagai agama di Madinah sampai kehadiran Islam di Spanyol yang melahirkan masyarakat yang multikultural dan multireligius (Islam, Kristen, Yahudi), jaminan keamanan dan hak bagi ahlu dzimmah, serta pengakuan sejarahwan seperti Will Durant tentang penerimaan Islam di berbagai bangsa adalah bukti nyata atas hal ini. Lebih jauh lagi Syeikh Taqiyuddin an Nabhani juga menegaskan keberhasilan menyatukan berbagai keberagaman ini adalah pencapaian yang luar biasa dan hanya terwujud dengan adanya Daulah Islam.

Sehinga kita perlu memahami akar sejarah Islam yang kaya akan teladan nilai-nilai toleransi yang benar, yaitu menghormati tanpa harus mengikuti atau mencampuradukkan keyakinan agama yang berbeda. Inilah toleransi dalam Islam, lakum diinukum waliyadiin, untukmu agamamu dan untukku agamaku. Tidak ikut merayakan ibadah mereka bukan berarti kita benci, bahkan Islam mengajarkan untuk berlaku adil kepada kaum nonmuslim meski berbeda keyakinan dengan kita. Sehingga sebagai masyarakat Indonesia kita tidak perlu khawatir Islam akan memecah belah, yang terjadi adalah Islam yang menyatukan dengan sempurna segala perbedaan yang ada. Wallahu’alam bisshawab. []

Vicky Pratica Evita Sari, S.Pd

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button