Islamofobia dan Pengaruhnya terhadap Generasi Muda
Dalam Islam sangat dianjurkan sikap keterbuakaan, dialog dan toleran, kasih sayang serta skap kelemahlembutan terhadap sesama. Dalam QS Ali Imran ayat 159, Allah telah menjelaskan tentang kelembutan dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Ayat-ayat dalam Al-Qur’an maupun Hadis tersebut menjadi bukti dan jawaban bahwa ajaran-ajaran dalam Islam penuh dengan keterbukaan, kasih sayang dan kelogisan. Semua itu tidak mendukung ataupun memberi bukti terhadap apa yang disuguhkan media tentang Islamofobia. Mereka penuduh Islam sebagai agama yang bakhil justru seringkali mendistrosi ajaran Islam hingga keluar dari konteksnya, sehingga apa yang dipahami dan sampai kepada masyarakat tidaklah murni dan sesuai dengan konteks sebenarnya yang seharusnya dipahami.
Generasi muda merupakan sasaran vital dari Islamofobia ini. Apabila mereka cenderung mempertanyakan kebenaran agamanya, maka goyahlah bagunan dan masa depan dakwah Islam. Islamofobia dapat membuat kaum pemuda tak acuh terhadap Islam. Mereka hanya akan mengenal Islam dari kulitnya saja dan akan terus menerus demikian. Sehingga mereka akan dengan mudah digoyahkan akidahnya hingga pada akhirnya tersesat dan hilang arah. Secara perlahan mereka akan menjauh dari sumber utama Islam yakni Al-Qur’an dan Sunnah, terlebih dengan adanya berbagai sarana zaman sekarang yang menyebabkan kelalaian. Maka apa yang dapat diharapkan dari kaum muda yang demikian?
Lantas bagaimana membentengi pemuda Islam dari fenomena Islamofobia di tengah zaman sekarang ini?
Mereka para generasi muda ini perlu untuk dibuka pemikirannya melalui pemahaman Al-Qur’an dan Hadis yang lurus. Mereka adalah kalangan yang paling rawan terdampak isu Islamofobia ini, sehingga jika bukan ajaran Islam yang benar, maka mereka justru akan menangkap ajaran Islam yang tidak sesuai konteksnya dan termakan oleh isu-isu tidak berdasar yang dikembangkan khususnya oleh media Barat terhadap Islam. Termasuk yang paling urgen ialah mengingatkan mereka akan pentingnya bersikap bijak dalam bersosial media. Jangan sampai pemuda-pemudi Islam justru menjadi sarana penyebar paham Islamofobia melalui sosial media tanpa mereka sadari.
Apabila generasi muda ini ikut anti dan takut terhadap agamanya sendiri, siapa yang akan menjadi penerus dakwah ini kelak?
Nur Aisyah, Mahasiwi Program Studi Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.