Islamofobia di India Menguat, Siapa Perisai Umat?
Sungguh umat merindukan sang khalifah seperti Al-Mu’tashim Billah, seorang khalifah dari Daulah Abbasiyah, yang kisah heroiknya tercatat dengan tinta emas. Dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir disebutkan sang khalifah menyahut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim, yang meminta pertolongan sebab diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi, ketika ia sedang berbelanja di pasar di Ammuriah (Turki).
Mendengar laporan tentang pelecehan tersebut, sang khalifah langsung menurunkan puluhan ribu pasukannya untuk menyerbu kota Ammuriah, demi membela kehormatan muslimah tersebut. Diriwayatkan bahwa panjang barisan pasukannya ini tidak putus dari gerbang istana khalifah yang berada di kota Baghdad hingga kota Ammuriah.
Ini baru ‘seorang muslimah’ yang dilecehkan, sang khalifah sudah menaruh begitu besar penjagaan dan perhatian. Lalu hari ini, bagaimana dengan nasib ratusan bahkan ribuan muslimah yang dilecehkan hijabnya di India, yang direnggut kehormatannya di kamp-kamp konsentrasi Uighur, dan yang disiksa fisik dan mentalnya di penjara-penjara Palestina?
Alhasil, mendambakan terwujudnya keadilan dan keamanan di tengah muslim India dan seluruh muslim di dunia, mustahil terwujud dalam naungan sekularisme-demokrasi. Keadilan dan keamanan bagi kaum muslim niscaya hanya dapat terwujud dalam naungan Islam yang diterapkan secara total dalam bingkai khilafah.
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll). Wallahu’alam bissawab.
Jannatu Naflah, Praktisi Pendidikan