Israel Duduki RS Indonesia, MER-C Desak WHO Investigasi
Jakarta (SI Online) – Lembaga medis dan kemanusiaan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) mengungkapkan kronologi pendudukan Israel atas Rumah Sakit Indonesia di Gaza Palestina, sejak dua pekan lalu.
Ketua Presidium MER-C dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, aksi pendudukan Israel atas RS Indonesia bermula sejak awal November 2023 ketika juru bicara IDF menuduh adanya terowongan dan markas pejuang Hamas di RS Indonesia.
“Sekitar tanggal 6 November 2023, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari itu menuduh bahwa di RS Indonesia di Gaza dtemukan terowongan dan markas Hamas. Kemudian tanggal 7 (November) kita bantah,” kata Sarbini dalam konferensi pers di Kantor MER-C di Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Ia mengungkapkan, setelah tuduhan itu, militer Israel melancarkan serangan ke sekitar dan beberapa bagian dari RS Indonesia yang berdampak pada kerusakan parah di sejumlah lantai, termasuk pada bangunan fisik RS Indonesia.
“Setelah gencatan senjata, seluruh tenaga medis, pasien, dan warga yang tinggal di RS Indonesia itu dipaksa untuk evakuasi ke selatan Gaza. Praktis RS Indonesia ini kosong. Kemudian, warga Palestina yang sedih melihat kondisi RS Indonesia dengan sukarela membersihkan bangunan itu,” ungkapnya.
Setelah itu, menurut Sarbini, Israel justru menempatkan para pasukannya di RS Indonesia dan menjadikannya sebagai markas militer untuk menyerang pejuang Palestina.
“Apa yang terjadi sekarang? Israel menempatkan pasukannya di RS Indonesia sebagai markas mereka yang dulu mereka tuduh di situ ada markas Hamas. Sekarang mereka justru menempatkan pasukan di situ sebagai perisai dari serangan Hamas,” terangnya.
Sarbini menilai, Israel telah memakai cara-cara kotor dalam perang melawan pejuang Palestina, yaitu menjadikan RS Indonesia sebagai markas dan benteng militernya untuk memulai operasi penyerangan terhadap para pejuang Palestina.
“Mereka menjadikan RS Indonesia sebagai perisai mereka dengan harapan Hamas tidak akan menyerang pasukan mereka di RS Indonesia. Jadi hari ini, Israel menjadikan RS Indonesia sebagai perisai bagi mereka,” ujarnya.
Sarbini mendesak Israel untuk menghormati aturan militer yaitu menjadi rumah sakit maupun fasilitas medis sebagai tempat netral. “Dalam hal ini, kita sangat marah Israel menjadikan RS Indonesia sebagai markas militer mereka,” tegasnya.
Terkait hal itu, Sarbini mendesak Badan Kesehatan Dunia WHO untuk dapat mengirimkan tim independen untuk melakukan investigasi terhadap kejahatan yang dilakukan Israel di rumah sakit, khususnya RS Indonesia di Palestina. [ ]