Israel Shahak: Agama Yahudi Melarang Menolong Orang Non-Yahudi
Esther Kaplan, dalam bukunya, With God on Their Side, (2004) memaparkan banyak contoh bagaimana kaum Kristen fundamentalis (disebutnya “The Zionist Christians”) sangat mendukung aksi pendudukan Israel atas Pelestina. Jerry Falwell, tokoh Kristen fundamentalis AS, misalnya, tahun 1980 menulis buku “Listen America!” yang menjelaskan keharusan kaum Yahudi kembali ke tanah mereka, sebagai salah satu pertanda kedatangan Kristus yang kedua.
Karena itu, kaum fundamentalis AS memberikan dukungan yang sangat kuat bagi pendudukan Israel atas Palestina. Tahun 2002, saat Presiden Bush menyerukan penarikan tank-tank Israel dari Tepi Barat, Falwell menghimpun 100.000 email untuk memprotes ucapan Presiden Bush.
Baca juga: Target Israel Adalah Ethnic Cleansing di Jerusalem
Jadi, sejak awal, gerakan Zionis memang sudah menggunakan klaim-klaim keagamaan Yahudi untuk merampas wilayah Palestina. Aksi ini kemudian dilegitimasi oleh PBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 181 tahun 1947. Melalui resolusi itulah kaum Yahudi merasa berhak menguasai setengah wilayah Palestina.
Sejak awal, para tokoh Zionis lebih percaya kepada logika kekuatan. Pada 29 April 2003, saat peringatan Holocaust, Ariel Sharon berpidato: “The murder of six million Jews has demonstrated that the Jewish people can only achieve security through strength.” Dengan mengenakan peci khas Yahudi (kipa) Sharon menegaskan, bahwa hanya kekuatan (strength) yang dapat menyelamatkan bangsa Yahudi. Karena itu, ia tidak terlalu percaya pada penggunaan cara-cara yang dinilainya menunjukkan kelemahan, seperti diplomasi, perundingan, dan sejenisnya.
Itulah contoh-contoh pikiran dan tindakan kaum Yahudi yang menggunakan berbagai kekuatannya untuk menindas bangsa bukan Yahudi. Sungguh susah dipahami jika ada yang mendukung penjajahan dan penindasan bangsa Yahudi atas bangsa lain. Semoga kita tidak ikut-ikutan hal-hal yang aneh seperti itu. Kita fokus untuk berbuat baik dan menolong kaum yang tertindas, dengan berbagai cara semampu kita. Wallahu A’lam bish-shawab.
Depok, 19 Mei 2021
Dr. Adian Husaini, Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII).