Istighfarlah Yaqut!
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas bikin ulah lagi. Dalam pertemuannya dengan para Uskup Indonesia di di Aula Catholic Center Keuskupan Amboina, 23 April 2022 lalu, dilakukan beberapa kesepakatan.
Diantaranya yang perlu disorot adalah kesepakatan hari libur nasional Kenaikan Isa Almasih diganti dengan “Kenaikan Tuhan Yesus”. Kemudian menyepakati juga Wafat “Isa Almasih” diganti dengan Wafat “Tuhan Yesus”. (Baca: Beritasatu.com, Jumat 29 April 2022, “Ini Tiga Hal yang Dibahas Menag dan Tujuh Uskup di Ambon“)
Hal ini tentu saja mengecewakan umat Islam. Penggantian Kenaikan Isa Almasih diganti dengan “Kenaikan Tuhan Yesus”, maka secara tidak langsung mendorong umat Islam Indonesia untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan.
Yaqut seharusnya paham, para pendiri bangsa ini, telah bijak mengambil hari libur nasional untuk umat Kristen dengan nama hari Kenaikan Isa Al Masih atau hari Wafat Isa Al Masih. Ini adalah penamaan yang netral. Bila diganti dengan Tuhan Yesus, maka ini menunjukkan bahwa Yaqut kurang paham sejarah bangsa ini. Dan juga menunjukkan tokoh-tokoh Kristen/Katolik tidak atau kurang toleran terhadap umat Islam yang merupakan mayoritas di negeri ini. Mereka tentu tahu umat Islam hanya mengakui Yesus atau Isa sebagai nabi bukan Tuhan.
Entah bagaimana cara berpikir Menteri Agama sehingga menyetujui rencana penggantian nama hari libur untuk umat Kristen/Katolik ini.
Mungkin Menag tidak pernah baca atau lupa terhadap ayat Al-Qur’an berikut ini, “Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, ”Sesungguhnya Allah itu dialah Almasih putra Maryam.” Padahal Almasih (sendiri) berkata, ”Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.” (QS Al Maidah 72).
Juga firman Allah, “Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.” (QS Al Maidah 73).
Rasulullah Saw pernah berdebat dengan utusan Nasrani dari Najran. Ringkasnya, setibanya di Madinah, para utusan itu langsung menemui Rasulullah, mereka mengucapkan salam kepada beliau, dan beliau menjawab salam mereka. Setelah itu Rasululah melakukan tanya jawab dengan mereka dan menyeru mereka untuk masuk Islam.
“Ketahuliah, kami sudah menjadi orang-orang Muslim (berserah diri kepada Allah) sebelum kalian ada!” ujar mereka.
Mendengar hal itu, Nabi membantah klaim mereka: “Kalian tidak bisa dikatakan telah berserah diri kepada Allah karena ada tiga hal pada diri kalian. Pertama, kalian menyembah salib, kedua kalian memakan daging babi, dan ketiga kalian mengklaim Allah mempunyai anak”.