Jadikan Ramadhan Momentum Lebih Dekat dengan Al-Qur’an
Bogor (SI Online) – Nabi Musa mendapatkan kemuliaan yaitu berupa mukjizat dapat berbicara dengan Allah di Gunung Sinai.
Akan tetapi kemuliaan yang lebih hebat adalah yang diberikan kepada Nabi Muhammad yaitu diajak bicara oleh Allah di Sidrotul Muntaha.
“Jika Nabi Musa diajak bicara masih di bumi, Nabi Muhammad diajak bicara di langit,” demikian dijelaskan Ustaz Ali Shodiqin Lc dalam kajian Majlis Tadabburi di Masjid Ar Rahmah, Kota Bogor, Rabu lalu (3/4/2024).
Selain itu, kemuliaan Nabi Musa lainnya diberikan kitab suci Taurat. Akan tetapi kitab Taurat masanya terbatas untuk kaum yang terbatas, yaitu bagi Bani Israil. “Jadi manhaj Nabi Musa sudah tidak ada, karena masanya terbatas,” ujar Ustaz Ali.
Sementara itu, mukjizat terbesar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yaitu Al-Qur’an masih ada. “Al-Qur’an petunjuk hidup (manhaj) untuk semua umat manusia di sepanjang masa, sejak zaman Nabi Muhammad hingga kiamat,” jelasnya.
Maka dari itu, kita jangan sampai melupakan Al-Qur’an karena itu adalah petunjuk kehidupan. Jika hidup dipandu Al-Qur’an maka akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat.
“Siapa yang tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai panduan hidup maka nanti akan dibangkitkan dalam keadaan buta, sebaliknya bagi yang menjadikan Al-Qur’an pedoman maka akan terbimbing hidupnya dan selamat di akhirat,” jelas Ustaz Ali.
Siapa saja yang tidak mengikuti aturan Allah maka akan ada konsekuensi hukumannya. “Nabi Adam yang sudah di surga saja ketika tidak mengikuti petunjuk Allah diturunkan ke bumi, apalagi kita kalau tidak menjadikan aturan Allah sebagai petunjuk,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Ustaz Ali, momentum Ramadhan harus dimanfaatkan agar kita semakin dekat dengan Al-Qur’an.
red: adhila