Jalan Panjang Penjegalan Anies
Pada bulan Juli 2023 ini ghirah begitu dinamis di arena kiprah perpolitikan partai Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Tiada angin, tiada badai, dan tak pula berkonstelasi dengan kepentingan seremoni perayaan nasional apapun, ujug-ujug AHY bersama Partai Demokrat menggelar Pidato Kebangsaan secara terbuka ke publik.
Speak Up tunggal AHY ini dengan thema “Perubahan dan Perbaikan Indonesia” hanya di –publishing melalui jejaring media sosial melontarkan isi pidato kebangsaan yang sungguh-sungguh sangat geniun dan elegant .
Itu boleh jadi sebagai bagian bentuk preleminary yang merekapitulasi lebih dari setengah agenda program restorasi perubahan partai KPP untuk Indonesia berkemajuan dan berkeadilan yang akan digadang-gadang oleh Anies jika kelak menjadi Presiden ke depan.
Sekaligus, pidato itu juga menunjukkan semangat dan komitmen yang sangat tinggi dan luar biasa partai Demokrat berloyalitas dan berintegritas tetap mendukung KPP dan Anies.
Sementara, PKS yang meski hanya melakukan strategi politik senyap, justru semakin membuat gulana, panik dan mampu menjatuhkan secara psikis dan mentalnya Jokowi.
PKS yang membidani Anies Baswedan bersama Gerindra memenangkan Pilkada 2017 menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sehingga, membuka peluang Anies menuju pencalonan Presiden:
Asbab istiqomah selalu konsisten beroposisi berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi semenjak 9 tahun membanjirinya dengan kritik itu seolah tak berkesudahan.
Terbaru, PKS termasuk satu-satunya partai yang menolak murni RUU Kesehatan, meski tetap lolos yudisial antar fraksi yang selalu didominasi putusan anggota partai oligarki di DPR dikarenakan memang produk konspiratif Omnibuslaw yang kentara sudah “diatur” dan “dipaksakan” kelolosannya itu.
Lain lagi dengan Partai Umat, meski relatif partai baru, didirikan oleh politisi senior Amien Rais langsung berperan dan berstatus oposisi yang sangat vokal, keras dan radikal mengkritisi pemerintahan Jokowi.
Termasuk, pernyataan terbarunya yang viral di media sosial partai ini memiliki tujuan untuk memenjarakan Jokowi.
Sedangkan, Anies sendiri dipersonalisasikan sebagai seorang pribadi yang bersama keluarga besarnya baru usai menunaikan ibadah haji.
Luar biasanya, Anies bak tamu kehormatan besar negara dimuliakan oleh Pangeran Muhamad bin Salman selaku putra mahkota Kerajaaan Saudi Arabia dengan tinggal di istana kerajaan dekat Masjidil Haram.