#Anies Capres 2024RESONANSI

Jalan Panjang Penjegalan Anies

Bertemu pula dan didoakan oleh Imam Besar Masjid Besar Masjidil Haram untuk kelak menjadi pemimpin negara yang amanah, diridoi dan dihadayahi oleh Allah SWT.

Serta juga berkesempatan Bersilahturahim dengan Sekjen Liga Muslim sebagai pencerminan memberikan dukungan politik negara-negara muslim itu kepada Anies.

Suatu kebetulan pula sehari kemudian setelah tiba kembali di tanah air usai menunaikan ibadah haji itu, Anies diundang dan hadir bersama bareng bacalon Presiden lainnya Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam acara Rakernas Apeksi di Makkasar berkesempatan memaparkan panel diskusi bertemakan “Prospek Masa Depan Kota-Kota Indonesia” di hadapan para Wali-Walikota dari seluruh Indonesia.

Anies yang memang lebih mumpuni secara akademik, kapabel dan ability membrangus kedua panelis lainnya di bawah standar kelayakannya.

Hitung-hitung Anies berkampanye dengan menakar kemampuan analisisnya secara komparatif.

Dan sudah pasti publik sudah lebih memahami siapa yang lebih menunjukkan kecerdasan berwawasannya yang mumpuni mampu memberikan berkemanfaatan dan bersolusi.

Dan hari ini berlabel acara Apel Siaga di GBK 16 Juli 2023 atas inisiasi Partai Nasdem yang mendeklarasikan Anies bacalon Presiden menyiratkan sinyal pertanda meniscayakan curahan dan gerakan kesiapan, kesiagaan dan kewaspadaan dari segenap dan seluruh komponen serta elemen KPP beserta ribuan seluruh komunitas sukarelawan politik mandiri itu untuk terus menerus berkomitmen dan berkonsisten untuk merawat, menjaga dan melindungi Anies dalam pencalonannya di Pilpres 2024 yang hanya tersisa tujuh bulan lagi itu.

Dan itu sesungguhnya sangat jelas, tegas dan konkrit Apel Siaga digelar ituuntuk mulai menunjukkan dan bertujuan melakukan perlawanan terhadap anasir-anasir dan upaya-upaya politik bagi siapa-siapa saja yang akan melakukan penjegalan terhadap Anies yang tantangannya memang masih harus menempuh jalan panjang.

Betapa tidak! Meskipun sudah banyak mendapatkan sorotan publik atas surat pernyataan yang dibuat oleh pakar hukum tata negara Prof. Deny Indrayana dari Canberra Australia yang mengindikasikan perihal 10 langkah dan upaya penjegalan terhadap Anies itu begitu implisit dan rasional yang sesungguhnya telah melanggar konstitusional seolah hanya menjadi masalah etika demokrasi yang pada kenyataannya MPR dan DPR pun tak mampu menjamahnya secara hukum.

Bahkan, belakangan aksi kasat mata dan nyata cawe-cawe Jokowi terhadap eks partai oligarki di dalam Pilpres adalah tindakan dan perbuatan lebih berat lagi atas pelanggaran tidak hanya etika demokrasi, melainkan jelas penerabasan dan penabrakan konstusional dan UU Pemilu itu sendiri.

Kemudian, lagi-lagi secara dipersonalisasi Anies pun dijegal dengan cara dicari-cari kesalahannya: diduga modus korupsi penyelenggaraan Formula E masih akan berkelanjutan. Menyusul sekarang dikorek-korek bangunan JIS berkembang klausul diadakannya pansus oleh DPRD DKI Jakarta alias turunan eks partai oligarki di wilayah.

Belum lagi nanti pada saat proses pemungutan suara kecurangan sistematis, masif, dan terstruktur akan terulang menjadikan KPU dan Bawaslu, serta MK bagian kroni-kroni konspiratif yang akan memenangkan turunan, koloni dan boneka rezim penguasa yang memang di-back up oleh kekuatan finansial dan logistik oligarki korporasi.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button