Jamaat-e-Islami Bangladesh Protes Petisi Penghapusan 26 Ayat Al-Qur’an oleh Tokoh Syiah India
Dhaka (SI Online) – Partai Islam terbesar di Bangladesh, Jamaat-e-Islami, memprotes petisi yang diajukan di Mahkamah Agung India yang meminta penghapusan 26 ayat dari Al-Qur’an.
Petisi itu diajukan Waseem Rizvi, yang merupakan mantan Ketua Dewan Pusat Wakaf Syiah di Uttar Pradesh, India. Dia juga seorang produser film Bollywood.
Rizvi, dalam petisi yang dia ajukan pada Ahad (14/3/2021), menuduh 26 ayat dari Al-Qur’an adalah “memprovokasi kekerasan” dan menghasut orang untuk “jihad” yang diartikannya sebagai perjuangan bersenjata. Dia menuduh 26 ayat tersebut tidak asli, melainkan disisipkan oleh tiga khalifah Islam pertama setelah Nabi Muhammad.
Baca juga: Penistaan Agama: Tokoh Syiah India Minta MA Hapus 26 Ayat Al-Qur’an
Sehari setelah petisi itu diajukan, para pendukung Jamaat-e-Islami datang ke pusat bisnis ibu kota di daerah Motijheel dan kemudian berunjuk rasa di jalan utama meneriakkan slogan-slogan menentang Rizvi.
Para pengunjuk rasa juga menuntut agar Mahkamah Agung India segera menolak petisi tersebut dan membawa Rizvi ke pengadilan karena telah melukai lebih dari satu miliar umat Muslim di seluruh dunia.
Berbicara kepada Anadolu Agency, pemimpin Jamaat-e-Islami; Dr Shafiqur Rahman, mengatakan tidak ada Muslim yang berani mengajukan petisi tentang Al-Qur’an seperti itu.
“Allah Sendiri telah mengambil jaminan untuk melindungi kitab ini dari perubahan apa pun,” katanya, yang dilansir Kamis (18/3/2021).
“Ini adalah keberanian ekstrem dari Rizvi, yang disebut pemimpin Syiah, untuk mendekati pengadilan atas pengusiran 26 ayat dari Al-Qur’an, yang tetap tidak berubah selama 1.500 tahun terakhir,” imbuh Rahman.
“Sisihkan 26 ayat, tidak ada yang memiliki kewenangan untuk mengubah satu digit pun dari Al-Qur’an,” kata Rahman.
Dia mendesak pemerintah India segera menangkap Rizvi dan membawanya ke pengadilan karena telah melukai sentimen agama umat Islam di dunia.
Sejak petisi itu diajukan Rizvi, banyak komunitas Muslim di India baik dari Sunni maupun Syiah menyampaikan protes. Para tokoh Muslim setempat menganggap langkah Rizvi sebagai aksi publisitas semata.
Beberapa warga Muslim India yang tak terima dengan tindakan Rizvi bahkan menawarkan hadiah uang tunai untuk memenggal kepala tokoh tersebut. []