Jangan Jadi Generasi Penghamba Hawa Nafsu
Sekulerisme telah membuka pintu kebebasan seluas-luasnya melalui paham bawaan, liberalisme. Sementara Negara pengusungnya tak mampu memberikan pendidikan untuk membentuk karakter sehingga kebebasan yang digaungkan tidak menimbulkan permasalahan. Akibatnya kini banyak generasi yang jadi korban atas jargon kekebasan itu sendiri. Terutama karena telah memisahkan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan.
Ajaran-ajaran agama yang semestinya menjadi benteng dari perilaku menyimpang malah dianggap kekangan. Sehingga jika melibatkan agama dalam ranah sekolah dianggap aneh, begitu pun jika agama dijadikan standar dalam pergaulan atau hubungan sosial lainnya. Cap radikal, intoleransi, dan Islam garis keras tersemat pada mereka yang ingin selalu melibatkan ajaran agama pada setiap segi kehidupan.
Padahal fakta telah berbicara, kasus yang menggambarkan kerusakan generasi seharusnya sudah cukup menyadarkan kita bahwa sekulerisme-liberal yang menjadi akar permasalahannya. Inilah faham yang harus segera dibuang dan kembalikan Islam sebagai aturan kehidupan.
Hanya Islam yang mampu melindungi remaja dari pergaulan bebas. Islam pula yang mampu mencetak mereka dengan karakter syaksiyah Islamiyah (berkepribadian Islam). Sehingga apa yang mereka lakukan siap dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak.
Tentu kita tidak lupa, sepanjang sejarah peradaban dunia, hanya pada saat Islam diterapkanlah para remaja berhasil menjadi generasi yang cemerlang. Ahli di bidang sains dan teknologi, juga mumpuni dalam pengetahuan agamanya sehingga apa yang mereka pelajari benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.
Siapa tak kenal Imam Syafi’i, Imam Maliki, Imam Hambali, dan para ulama besar lainnya yang kitabnya sampai saat ini masih menjadi rujukan kaum muslimin. Siapa pula tak kenal Ibnu Sina, Al-Jabar, Al-Khawarizmi, dan tokoh-tokoh sains lainnya yang menjadi pelopor ilmu pengetahuan.
Mereka lahir di tangan sistem yang shahih dan institusi yang tegas. Di satu sisi kepribadian mereka elok, akhlaq mereka terjaga, serta mampu menelurkan karya yang spektakuler. Bermanfaat bagi umat di zamannya hingga ratusan tahun setelahnya.
Sementara dalam hal aturan, Islam menerapkan aturan dengan sangat tegas sebagai bentuk penjagaan terhadap perilaku maksiat. Karena manusia, terlebih remaja pasti punya kesempatan untuk berbuat salah. Maka peran aturan yang tegas dan sesuai dengan fitrahlah untuk mengatur, menjaga, dan menertibkan perilaku salah tersebut.
Seperti dalam masalah pergaulan bebas dan perzinaan. Dalam Islam perzinaan merupakan dosa besar. Hal ini telah dengan tegas Allah nyatakan dalam firmannya:
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra ayat 32)
Demikianlah Islam dengan seperangkat aturannya yang paripurna dapat melahirkan generasi emas. Dapat memberikan pengaturan yang dibutuhkan manusia. Sehingga menciptakan kehidupan yang tenang, damai, serta penuh rahmat dan keberkahan. Wallahua’lam bishshawab
Anisa Rahmi Tania
(Aktivis Muslimah)