Jangan Latah Ikut Rayakan Nataru
Meski fenomena ini lazim tetapi ini harus kita waspadai dan berhati-hati dalam hal akidah tidak ada tawar menawar, kita menerima perbedaan namun tidak untuk mengakui bahwa Allah itu lebih dari satu.
Toleransi kita terhadap kaum kafir adalah dengan tidak menghina tuhan-tuhan mereka yang mereka yakini bahkan tidak boleh merusak tempat ibadah serta meneror mereka, karena sejatinya Islam tidak hanya sekadar identitas namun Islam adalah sebuah agama yang paling mencintai kedamaian.
Olehnya jangan latah dengan perayaan-perayaan yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, bahkan tidak disyariatkan. Jangan latah demi kesenangan duniawi sehingga kesenangan akhirat kita tergadai, jangan latah dengan berbagai aktivitas yang justru akan menjerumuskan kita kedalam jurang kemaksiatan yang nyata.
Perlu kita waspadai dan menghindarkan diri dan terus mengingatkan saudara kita untuk tidak latah. Karena Allah telah memperingatkan kita tentang pedihnya siksaan api neraka bagi orang-orang yang sombong (tidak mau menerima kebenaran Islam), dan manisnya surga bagi orang-orang yang beriman dan taat.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al-Insan: 4-7)
Pun perlunya sebuah negara menerapkan syariat Islam sebagai satu-satunya aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan, menjadi perisai dan benteng bagi kaum muslimin di dunia agar syu’ur Islam kaum muslimin tetap terjaga dengan tidak terkontaminasi pemahaman dan kebiasaan yang tidak bersumber dari ajaran Islam. Wallahu ‘alam bishawab.
Yusriani Rini Lapeo, S.Pd., Pemerhati Sosial.
