Jangan Menjadi Setan Bisu
Dan tugas amar ma’ruf nahi munkar ini akan sangat efektif jika dilaksanakan dengan tangan atau kekuasaan. Para pejabat yang punya otoritas kekuasaan itu lebih mudah untuk melaksanakan tugas ini.
Tokoh Islam, kiai, ustadz dan para ulama banyak yang punya otoritas jabatan baik di eksekutif sebagai kepala daerah atau menteri atau di lembaga legislatif di DPR dan DPRD. Jangan sampai bapak-bapak diam saat ada kemungkaran yang terjadi. Kalau diam itu sama dengan ‘setan bisu’.
Kalau bapak-bapak diam atas kemungkaran yang nampak didepan mata bapak, maka ini yang disebut ‘setan bisu’ oleh seorang ulama salaf, Abu Ali ad-Daqqaq. Kata dia:
الساكت عن الحق شيطان أخرس، والناطق بالباطل شيطان ناطق
“Orang yang diam dari kebenaran itu adalah SETAN BISU, namun orang orang bicara dengan kebatilan itu adalah SETAN YANG BERBICARA
Walau itu bukan hadits tapi hikmah di atas sejalan isinya dengan Al-Qur’an dan Hadits yang berisi perintah amar ma’ruf dan nahi munkar.
Saudaraku, ayo kita jalankan amar ma’ruf nahi munkar itu agar kita tidak termasuk setan bisu.
Akankah kita menunggu adzab Allah Ta’ala turun kepada kita, dikarekan kita mengabaikan, apatis dan acuh tak acuh dalam perkara perkara ini!
Apakah kita melupakan sabda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi:
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ
“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian bersunguh-sungguh menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran, atau Allah akan menimpakan siksaan kepada kalian dari sisi-Nya, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya tetapi Dia tidak mengabulkan do’a kalian.” (HR. At-Turmudzi)