MUHASABAH

Janganlah Mendekati Zina!

Allâh SWT melarang mendekati jalan-jalan menuju zina, apapun bentuknya. Misalnya dengan menonton tayangan yang mengumbar aurat, membaca majalah-majalah atau buku-buku porno, khalwat (berduaan laki-laki dan perempuan yang bukan mahram), berpacaran, tinggalnya seorang laki-laki di rumah bersama pembantu perempuannya atau bentuk-bentuk khalwat lain walaupun asalnya berniat baik seperti mengantarkan seorang wanita ke tempat tertentu, mengumbar pandangan, sering teleponan dengan perempuan atau sebaliknya, ber-sms-an, chatting, Facebook, dan beragam sarana lainnya yang akhirnya akan menjerumuskan manusia kepada perzinaan. Na’udzubillâhi min dzalik!

Kemudian Allâh SWT menyebutkan:

إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

(Zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lafazh ‘al-fâhisyah’ adalah ‘dzanban azhîman’, yaitu dosa yang besar

Dosa Jariyah

Allah SWT melarang keras tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan, tentu termasuk dalam hal ini adalah memberikan fasilitas untuk berbuat seks diluar nikah. Allah SWT berfirman :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ۝٢

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).

Kalau tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa akan menjadi amal jariyah. Tapi sebaliknya, tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan akan menjadi dosa jariyah

Dosa jariyah bisa dikatakan sebagai dosa yang berkelanjutan dan tiada berkesudahan dan terus menerus. Dosa ini juga akan terus menerus mengikis kebaikan pelakunya.

Dosa jariyah ini akan selamanya ditimpakan pada si pelaku amal buruk, meski dirinya sudah tidak lagi mengerjakannya. Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, para pelopor kemaksiatan, selama itu pula mereka akan mendapatkan limpahan dosa sekalipun sudah terkubur di dalam tanah.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw antara lain:

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرٍ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa mengajak (manusia) pada petunjuk maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa mengajak (manusia) pada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button