Jejak dan Karya Founding Fathers Dukung Palestina
Natsir saat itu mengkritik sikap Perdana Menteri Afrika Selatan periode 1919-1924 dan 1039-1948, Jan Smuts yang menyebut Balfour Declaration telah sesuai dengan hukum internasional. Natsir menegaskan bahwa hukum internasional tidak dapat dipakai untuk melegitimasi penjajahan dan pelanggaran terhadap kedaulatan suatu bangsa.
Natsir dalam bukunya, Masalah Palestina (1971) juga mengecam Amerika Serikat yang mendua dalam merespons isu HAM.
Tokoh besar Islam ini menulis, ”Di waktu membicarakan Israel ini, ia tak pernah menyebut istilah-istilah seperti hak asasi manusiia. Jadi berlainan sekali antara apa yang diomongkan dan apa yang dimaksud dengan omongannya. Tidak dapatlah diharapkan Amerika akan membela orang-orang yang tertindas di Palestina itu. Tidak mungkin. Sebab sejarah lahirnya Israel itu adalah dengan bantuan dan inisiatif dari negara-negara besar itu sendiri di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mana mungkin dia akan menghapuskan anaknya. Yah tidak bisa dan tidak akan mungkin.”
Mantan Wakil Perdana Menteri RI, Mohammad Roem banyak dikutip tulisannya dalam buku ini. Dalam artikelnya 28 November 1979, Roem membuat judul “Lobi Yahudi di Amerika.” Ia menulis, ”Dukungan untuk Israel dari Amerika itu diperbolehkan, dipelihara dan dilaksanakan dengan apa yang dinamakan Lobi Yahudi. Ini suatu hal yang dalam dunia modern kelihatannya sesuai dengan dasar demokrasi, akan tetapi kalau dilihat lebih lanjut, toh menampakkan sudut yang melampaui batas.
Israel adalah suatu negara yang penduduknya pada saat ini (1979 -pen) tidak lebih dari dua juta manusia. Penduduk Israel adalah keturunan Yahudi. Di seluruh dunia, di luar Israel, jumlah orang Yahudi kurang lebih 15 juta. Dari jumlah ini 12 juta hidup di Amerika dan menjadi warga negara Amerika.
Dua belas juta warga Amerika keturunan Yahudi itu, dengan lobi Yahudi, berhasil menguasai politik Amerika, sepanjang politik itu diperlukan untuk menyokong negara Israel. Itulah yang dinamakan kekuatan lobii Yahudi di Amerika.
Berkat perkembangan Amerika yang sekarang menjadi negara terkuat dan terkaya di dunia, malah sesudah Perang Dunia II menjadii pemimpin dunia, atau dunia Barat, maka dalam negara yang penduduknya berjumlah 200 juta, 12 juta orang Yahudi itu menguasai bidang-bidang kehidupan yang penting. Media massa, persuratkabaran, majalah, radio, TV, biro pers didominir oleh orang-orang Yahudi. Dunia uang, bank-bank sebagian besar di tangan orang keturunan Yahudi.
Dalam dunia kebudayaan dan seni, dan perdagangan besar, orang Yahudi kuat kedudukannya. Meskipun jumlahnya kecil, 12 juta dari 200 juta, tetapi dengan melalui proses demokrasi, keputusan-keputusan politik, dari badan-badan eksekutif dan legislatif, mencapai keputusan yang terarah kepada kepentingan Israel.”
Walhasil, dengan kondisi Palestina yang kini menyedihkan diporakporandakan Israel, kehadiran buku ini sangat penting. Jumlah korban akibat keganasan Israel kini mencapai lebih dari 34.000 orang. Mahasiswa-mahasiswa di kampus Amerika dan Eropa bergolak mendukung Palestina.
Rencana buku ini akan diluncurkan di Jakarta pada 15 Mei 2024. Semoga kehadiran buku ini semakin menguatkan semangat bangsa Indonesia untuk membela Palestina. Wallahu azizun hakim. []
Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial Politik Islam.
Sumber: Degup Cita Para Pendiri Bangsa untuk Palestina, Hadi Nur Ramadhan dan Pizaro Gozali Idrus, Pusat Dokumentasi Islam Indonesia Tamaddun bekerjasama dengan Nusantara Palestina Center dan Rumah Literasi Publishing, 2023.