Jejak Surat dari Makkah: Kisah Ulama Melayu yang Menyeberangi Lautan Demi Ilmu

Bayangkan saja bagaimana bias surat ini berlabuh melintasi berbagai samudra terlebih dahulu. Dan sampai kini surat ini tersimpan dengan baik dan dapat dibaca oleh banyak kalangan. Menjadikannya dokumen yang mahal dan elegan.
Tradisi surat-menyurat ini menjadi bagian dari budaya tulis ulama Melayu yang sarat dengan nilai etika, kasih sayang, dan penguatan moral.
Surat yang Masih Berbisik Hingga Kini
Kini, di era teknologi dan komunikasi serba cepat, surat seperti ini mungkin terasa sederhana. Tapi di balik sederhananya bentuk, tersimpan ketekunan luar biasa.
Para ulama dulu rela mengarungi samudra berbulan-bulan, menghadapi risiko penyakit, badai, dan keterbatasan komunikasi, hanya untuk menimba ilmu demi pengabdian kepada agama di nusantara.
Surat dari Makkah ini mengingatkan kita bahwa warisan keilmuan Islam di Nusantara berdiri di atas semangat pengorbanan dan perjuangan panjang.
Jejak para ulama perantau seperti Muhammad Yunus ibn Haji Daud masih berbisik kepada generasi hari ini: bahwa keilmuan bukan datang secara instan, melainkan buah dari kesungguhan, ketekunan, dan cinta yang mendalam pada ilmu.[]
Ariq Najmi Rihandy, Mahasiswa UIN Malang asal Lombok.