Jenderal Perusak Makam Khalifah Umar bin Abdul Azis Tewas oleh Drone Turki
Jakarta (SI Online) – Kepala Komite Keamanan Militer di Hama sekaligus Komandan Divisi 9 Militer Suriah, Mayjen Ramadan Yusuf dilaporkan telah tewas oleh pemboman oleh pesawat-pesawat tak berawak (drone) Turki di situs rezim di utara Hama.
Kabar tersebut disampaikan melalui akun Twitter Idlib Post @IdlibEn, Rabu 4 Maret 2020.
Menurut informasi yang disiarkan Haber, Kamis 5 Maret 2020, yang dilansir Vivanews.com, kabar tewasnyaJenderal Ramadan diketahui setelah Pemerintah Suriah di bawah rezim Bashar Al-Assad mengumumkannya usai serangan itu.
Selain itu, kelompok pejuang anti Assad juga telah merayakan kematian Jenderal Ramadan dengan mengumumkannya melalui radio-radio setempat.
Kematian Mayjen Ramadan ini merupakan pembalasan atas serangan yang dilakukannya terhadap pejuang di wilayah Maarat al Numan pada akhir Februari 2020 lalu.
Dengan dukungan dari Rusia, pasukan yang dipimpin Mayjen Ramadan melakukan penyerangan mengatasnamakan pembebasan wilayah itu dari tangan milisi.
Namun, dalam serangan itu. Ternyata Mayjen Ramadan dan pasukannya tak cuma menggempur wilayah pertahanan pasukan oposisi. Tapi setelah berhasil memukul mundur lawan, mereka masuk ke wilayah Desa Maar Shimmareen, Desa Deyr Sharki dan Desa Hamdiyye.
Hanya saja di Desa Deyr Sharki, pasukan Suriah melakukan perbuatan yang tak terpuji. Mereka menutup paksa area pemakaman Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima pada Kekhalifahan Umayyah.
Makam cicit dari Khalifah Umar Bin Khattab berjuluk Umar II itu ternyata tak cuma sekadar ditutup. Pasukan militer Suriah malah merusak dan melakukan penjarahan. Dan yang paling tak eloknya, Mayjen Ramadan membakar sebagian makam dan sengaja berfoto di lokasi itu lalu menyebarkannya di media-media di Suriah.
Ulah Mayjen Ramadan itu cukup menyulut amarah pasukan oposisi dan militer Turki. Karena tak ada yang menyangka sang jenderal tega menghancurkan makam seorang khalifah yang terkenal karena kesalehan dan keadlannya dalam sejarah Islam.
Makam khalifah yang memimpin dari tahun 717 hingga 720 dan kerap disebut sebagai khulafaur rasyidin kelima dibuat tak berbentuk oleh ulah pasukan Assad.
red: farah abdillah