RESONANSI

Joko, Macan Culun yang Kini Berkuku dan Bertaring Sempurna

Puncaknya, si Macan Ayah secara naluriah mengajarkan kepada para Macan Anak tentang perlunya mendirikan dinasti. Agar kampung yang dikuasai dan diacak-acak oleh si Macan Ayah hari ini, bisa tetap berada di tangan mereka.

Jadi, inilah yang mungkin tidak dipahami oleh si Tuan yang sekaligus Pawang si Macan Ayah. Dia bukan lagi anak macan yang selama ini lucu, culun, dan belum berkuku bertaring.

Dia bukan lagi boneka hidup yang tempohari bisa dikuis-kuiskan dengan ujung kaki. Bukan lagi macan kecil yang kenyang dengan satu-dua ekor kelinci.

Dia banyak belajar dari tuannya sendiri tentang cara mencari makanan besar. Juga banyak belajar dari macan-macan lain di sekitarnya. Dia lihat bagaimana harimau yang duduk di Pohon Beringin mencari mangsa-mangsa besar.

Dia baca juga sejarah harimau-harimau senior yang dulu menguasai kampung. Termasuk Induk Asuh yang saat ini dia hardik dan dia cakar.

Di samping itu, diam-diam si Macan Ayah belajar dari Harimau Sumatera yang bermusuhan dengan si Tuan. Macan Ayah dilatih oleh Harimau Sumatera yang sudah lama dia kenal. Dia dilatih tentang cara melepaskan diri dari cengkeraman Induk Asuh.

Si Macan Ayah mendapat banyak ilmu dari Harimau Sumatera. Termasuk cara memguasai klan-klan kerbau yang ada di kampung. Diajarkan bagaimana cara mencucuk hidung para ketua kerbau yang berbadan besar tapi tak bertaring itu.

Dia sukses belajar dari Harimau Sumatera yang pintar dan berpengalaman merangsek kekayaan kampung. Harimau Sumatera, yang saat ini sedang disfungsional, mengajarkan cara mencari mangsa besar.

Terima kasih telah menyimak kisah “Joko, Macan yang Kini Berkuku dan Bertaring Sempurna”.[]

6 November 2023

Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
sumber: facebook asyari usman

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button