NUIM HIDAYAT

Jokowi dan Luhut, Ibarat Suami Istri

Luhut mengakui dirinya adalah kader Benny Moerdani. Jenderal yang terkenal ahli dalam intelijen. Ia juga mengaku bahwa dirinya tidak bisa menjadi Pangdam dan Danjen Kopassus karena dekat dengan Benny.

Kini pemerintahan berganti. Di masa Jokowi, Luhut menjadi orang yang sangat dipercaya presiden. Karena ia sangat dekat dengan presiden, Luhut bukan hanya berpikir soal jabatannya, ia berpikir tentang negara untuk membantu Jokowi menjalankan tugasnya. Ia berfikir manajemen negara. Manajemen dalam politik, militer, ideologi, budaya dan juga ekonomi/bisnis. Maka jangan heran, Luhut mempunyai tim yang andal di belakangnya.

Luhut tahu peranan uang dalam politik. Peranan uang dalam menjaga pemerintahan Jokowi. Peranan uang dalam me-manage kelompok-kelompok masyarakat agar terus mendukung istana. Tangan Luhut ‘di mana-mana’.

Maka, Jokowi hampir pasti menganggap angin lalu keterlibatan Luhut dalam bisnis PCR. Utang budi Jokowi kepada Luhut terlalu besar. Peribahasa Melayu menyatakan: Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.

Melihat berbagai masalah di negeri ini dan kondisi politik yang ada, nampaknya umat Islam harus bersabar hingga 2024. Kecuali ‘kemukjizatan Allah’ tiba-tiba terjadi. Wallahu azizun hakim.

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button