Jokowi Perlu Percepat Gibran Menjadi Presiden
Mahkamah Konstitusi (MK) telah membukakan pintu lebar bagi Jokowi untuk memperkuat pembangunan dinasti politik. Tidak ada hambatan lagi kecuali satu yakni bagaimana cara supaya Gibran Rakabuming bisa secepatnya naik ke kursi presiden.
Hanya itu kendala dinasti Jokowi. Begitu Gibran berada di kursi presiden, maka sempurnalah infrastruktur untuk menuntaskan cita-cita mulia Jokowi mewujudkan dinasti demi bangsat dan negarat.
Dinasti Jokowi sangat diperlukan untuk menghadang sistem demokrasi yang terus mengancam keleluasaan yang diinginkan penguasa. Ini tidak boleh terjadi. Jokowi harus terus berusaha mematikan demokrasi dengan memperkuat dinasti. Tidak perlu ragu. Sebab, “approval rating” beliau sangat tinggi. Lebih 80% rakyat mencinTai Jokowi. Ini berarti dinasti beliau otomatis akan disukai.
Penguasa yang berjasa besar, khususnya Jokowi, wajar mendapatkan keistimewaan untuk melakukan apa saja. Sistem demokrasi akan membahayakan keistimewaan itu. Karenanya, tidak ada jalan lain. Jokowi harus segera memperkuat dinasti. Alhamdulilah, sejauh ini pengacak-acakan demokrasi sudah berhasil.
Setelah nanti Gibran naik ke kursi presiden, semua menjadi mudah. Presiden Gibran bisa mengangkat siapa saja menjadi apa saja. Sudah pasti Presiden Gibran memerlukan masukan dan bimbingan dari Jokowi yang tak lama lagi menjadi mantan presiden.
Setelah Gibran dilantik sebagai wakil presiden pada 20 Oktober, esoknya (21 Oktober) Jokowi harus dilantik menjadi ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Sekaligus diberi jabatan menteri senior. Jokowi bisa berkantor di Istana Wapres.
Dengan sisa pengaruh yang masih kuat, Jokowi perlu memastikan agar Kaesang Pangarep menduduki kursi gubernur Jakarta lewat pilgub November tahun ini. Enam bulan kemudian Kaesang dinaikkan menjadi menteri pertahanan (Menhan).
Jokowi juga wajib mengatur agar Bobby Nasution menjadi gubernur Sumatera Utara lewat pilgub. Enam bulan berikutnya Bobby dijadikan menteri dalam negeri (Mendagri). Posisi yang sangat penting untuk kekuatan dinasti.
Jadi, Presiden Gibran kelak akan punya Kaesang sebagai Menhan dan Bobby sebagai Mendagri. Kedua posisi ini sangat strategis untuk penguatan dinasti.
Namun, formasi ini belum mantap untuk menopang dinasti Jokowi. Portofolio keuangan perlu dipegang oleh anggota keluarga dekat. Jokowi bisa mengatur agar Selvi Ananda (istri Gibran) ditempatkan sebagai menteri keuangan (Menkeu).
Kalau ini bisa terwujud, lumayan kuat. Akan lebih kuat lagi kalau posisi jaksa agung ada di tangan keluarga Jokowi juga. Untuk itu, Jokowi tentu bisa dengan mudah menaikkan Erina Gudono (istri Kaesang) sebagai Jaksa Agung.
Formasi ini sudah sangat memadai. Cuma, akan lebih aman jika kementerian energi dan sumber daya mineral (ESDM) juga dipegang keluarga. Mungkin sangat pas kalau Kahiyang Ayu, istri Bobby, menjadi menteri ESDM. Ini sangat penting untuk mendukung proses penancapan dinasti. ESDM itu adalah sumber dari segala sumber kehidupan.