Jurnalis Senior ini Kritik Judul buku ‘Hijrah dari Radikal kepada Moderat’
Jakarta (SI Online) – Kata radikal berasal dari bahasa Latin ‘radix’ yang secara literal, menurut The Concise Oxford Dictionary (1987), berarti ’akar’, ’sumber’, atau ’asal-mula’. Menurut filsafat, berpikir radikal artinya berpikir secara mendalam sampai ke akar-akar secara mendasar.
“Nah, beragama itu juga harus secara mendasar, dari akar-akarnya. Kalau cuma ranting-rantingnya ya nggak kuat,” kata jurnalis senior Herry Muhammad dalam diskusi buku ‘Hijrah dari Radikal kepada Moderat’ di Jakarta, Kamis sore 20 Februari 2020.
Itu adalah kritikan utama Herry Muhammad atas buku yang ditulis oleh mantan narapidana terorisme, Haris Amir Falah.
Menurut Herry, untuk menggambarkan sikap yang berlebihan dalam beragama, sebenarnya lebih tepat menggunakan istilah ekstrem (ghuluw). Istilah radikal, kata Herry, hingga saat ini masih terus menjadi perdebatan.
Herry mengaku telah lama mengenal Haris Amir Falah (56). Sejak sekitar tahun 1985. Sehingga menurutnya, buku setebal 201 halaman yang ditulis Haris ini barulah sepenggal kisah perjalanan pemikiran Haris.
Baca juga: Mantan Napi Teroris Tulis Buku ‘Hijrah dari Radikal kepada Moderat’
“Ini belum keluar semua, kalau keluar semua kaget orang” kata Herry.
Mantan Redaktur Pelaksana Majalah Gatra ini juga menegaskan, buku karya Haris bukanlah buku ilmiah. Karena itu juga tidak bisa dikritik soal keilmiahannya, yang mengharuskan ada rujukan yang detail seperti layaknya karya ilmiah.
“Kalau karya ilmiah, itu catatan kakinya banyak sekali. Saking banyaknya, semua kutipan, kita tidak tahu mana pikiran penulisnya,” kata Herry bercanda.
Penulisnya sendiri mengakui, buku yang ditulisnya merupakan rekaman perubahan pemikiran dan sikap yang dituangkan dalam tulisan yang ringkas.
Sebagai orang yang cukup mengenal penulisnya, Herry mengatakan buku yang dibuat Haris bukanlah hasil dari sebuah proyek deradikalisasi. Tetapi murni karena sikap keterbukaan.
“Wong dia itu termasuk yang nggak lolos waktu dites Profesor Sarlito,” kata Herry.
red: farah abdillah