Kalahkan Petahana, Lula da Silva yang Film Dokumenternya Ditonton Anies Akhirnya Dilantik Jadi Presiden Brazil
Dia juga menuduh pemerintahan Bolsonaro melakukan “genosida” atas kegagalannya dalam menangani COVID-19 yang membunuh lebih dari 680.000 warga Brazil.
“Tanggung jawab terhadap genosida ini harus diselidiki dan tidak bisa dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Meskipun kepergian Bolsonaro menuju Florida melindunginya dari segala aksi hukum di Brazil, dia tetap menghadapi risiko yudisial –berkaitan dengan pernyataan-pernyataannya yang anti demokrasi– sejak tidak lagi memiliki kekebalan hukum sebagai presiden, kata para ahli hukum.
Rencana Lula untuk pemerintah berbanding terbalik dengan Bolsonaro.
Masa jabatan Bolsonaro selama empat tahun ditandai dengan melemahnya perlindungan lingkungan hidup di hutan hujan Amazon, hukum senjata api yang longgar, dan perlindungan lebih lemah terhadap penduduk pribumi dan minoritas.
Lula mengatakan dirinya ingin mengubah Brazil, salah satu produsen terbesar makanan di dunia, menjadi green superpower.
Melalui beberapa dekrit pertama yang dikeluarkannya, Lula memulihkan wewenang Ibama — badan perlindungan lingkungan hidup– untuk memberantas penebangan ilegal serta menarik kembali kebijakan yang mendorong penambangan ilegal di lahan pribumi yang dilindungi.
Wewenang badan pemerintah itu sebelumnya dilemahkan oleh Bolsonaro.
Lula juga mencairkan dana Amazon yang bernilai miliaran dan dibiayai oleh Norwegia dan Jerman untuk mendukung proyek keberlanjutan. Ia menegaskan menguatkan komitmennya untuk mengakhiri praktik penebangan yang melonjak di Amazon di bawah pemerintahan Bolsonaro.
Setelah pelantikannya, Lula berangkat menuju istana Planalto dengan mengendarai mobil Rolls-Royce, yang atapnya terbuka.
Setelah sampai, dia berjalan bersama istrinya. Mereka diiringi Kepala Suku Kayap Raoni Metuktire, seorang anak laki-laki berkulit hitam, seorang koki, dan seorang pria penyandang disabilitas.