Kasus Rempang: Akankah Jokowi Bakal Dipenjara seperti Najib?
Keempat belas: Terlalu percaya pada para pengampu dan penjilat yang selalu membisikan hal-hal yang negatif kepada pemimpin. Ini juga berlaku pada Gusdur, Soeharto dan banyak pemimpin yang jatuh lainnya karena pembisik atau lebih tepatnya penghibur lara yang membisikkan yang baik-baik saja.
Padahal yang manis itu penyakit dan yang pahit itu adalah obat. Katakanlah yang benar walaupun pahit atau nasehat kepada pemimpin yang zalim adalah jihad yang terbaik menurut Islam.
Jika dilihat dari masalah yang membuat rakyat Malaysia marah dan mengganti pemerintah mereka ianya hampir sama dengan masalah yang berlaku di Indonesia seperti tentang investasi China berserta tenaga kerjanya, Penyalahgunaan kuasa, korupsi, kolusi, nepotisme, melanggar konsep trias politica dan sebagainya yang diuraikan di atas.
Najib tidak pernah menggusur tanah yang ditempati oleh orang Melayu puluhan tahun untuk pembangunan investor Cina. Dari segi kekuatan politik nampaknya Najib lebih kokoh dari Jokowi.
Sementara kedudukan PM Najib sebelum ini yang didukung oleh minoritas hampir sama dengan Jokowi yang hanya mendapat 70. 997. 833 (37 %) suara dibadingkan 119. 309.301 rakyat tidak memilihnya (hampir 63%) dengan perincian 62 juta pemilih prabowo dan 57 juta Golput) pada pilpres 2014.
Bahasa mudahnya adalah, fakta, statistik dan data menunjukkan bahwa Jokowi adalah Presiden yang tidak dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia.[]
Afriadi Sanusi Ph.D., Dr bidang politik Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur, Malaysia