Kaum Milenial dan Gen-Z Enggan Angkat Panggilan Telepon, Ini Alasannya
Jakarta (SI Online) – Ada perilaku unik yang ditunjukkan kaum Milenial dan Gen-Z dalam hal penggunaan handphone. Menurut survei terbaru, satu dari empat orang berusia 18 hingga 34 tahun tidak pernah menjawab panggilan telepon.
Responden mengaku mengabaikan panggilan masuk. Mereka kemudian membalas melalui pesan teks atau mencari nomor tersebut secara daring jika tidak mengenalinya.
Survei Uswitch terhadap 2.000 orang juga menemukan, hampir 70% dari kelompok usia 18-34 lebih menyukai pesan teks daripada panggilan telepon.
Sementara bagi generasi yang lebih tua, berbicara melalui telepon adalah hal yang normal.
Psikolog konsultan Dr. Elena Touroni menjelaskan, kaum muda tidak mengembangkan kebiasaan berbicara di telepon.
“Bicara di telepon itu bukan norma kaum muda. Jadi, kalau mereka sekarang bicara via telepon akan merasa aneh,” ujarnya.
Kaum muda pun langsung membayangkan yang terburuk ketika telepon mulai berdering (atau tepatnya bergetar karena orang di bawah usia 35 tahun jarang menggunakan nada dering).
Lebih dari setengah dari kaum muda dalam survei Uswitch mengakui bahwa panggilan telepon yang tidak terduga dianggap kabar buruk.
Terapis psikologis Eloise Skinner memaparkan kecemasan seputar panggilan telepon berasal dari “asosiasi [telepon] dengan sesuatu yang buruk: perasaan khawatir atau takut”.
“Hidup semakin sibuk dan jadwal kerja semakin tidak dapat diprediksi. Waktu untuk menelepon teman hanya untuk sekadar mengobrol semakin berkurang,” ujar Skinner.
“Panggilan telepon pun dikhususkan untuk yang penting-penting saja. Sering kali, telepon penting ini membawa kabar yang sulit diterima.”
Walau kaum muda tidak berbicara di telepon, bukan berarti hubungan dengan teman-teman diabaikan. Sepanjang hari, grup-grup chat pertemanan mengirimkan notifikasi mulai dari pesan biasa, meme, gosip, dan, baru-baru ini, catatan suara.