Kedudukan Anak dalam Islam
Anak memiliki kedudukan yang beragam dalam Islam. Tergantung dari bagaimana orang tua membentuk karakternya bahkan dari sejak sebelum pembuahan.
Karenanya Rasulullah Saw mendorong para lajang untuk mencari pasangan hidup (jodohnya) diutamakan berdasarkan agamanya, walaupun boleh saja memilih berdasarkan kedudukan, kekayaan bahkan ketampanan atau kecantikannya.
Sehingga bagi seorang beriman, ia akan berusaha untuk mencari jodoh dengan pertimbangan agama, mencari pasangan hidup yang sholih, agar mudah dalam menjalani kehidupan rumah tanggamya, hingga dalam membentuk karakter anak saleh yang diidamkan yaitu anak dengan karakter yang unggul. Tidak semata memiliki anak tanpa tujuan yang jelas.
Sehingga kemungkinan memiliki anak yang saleh yang menjadi penyejuk mata, bisa direalisasikan.
Bukan hanya memiliki anak yang hanya sekadar sebagai perhiasan dunia (tampan dan cerdas namun jauh dari agama), atau bahkan menjadi fitnah sebab hanya dididik oleh orang tuanya hanya dalam masalah dunia saja namun tidak diberikan bekal agama yang cukup, atau bahkan menjadi musuh akibat tidak pernah mendapat sentuhan didikan dari kedua orang tua bisa jadi sebab terlalu sibuknya orang tua dalam mencari dunia.
Semua itu sangat terkait erat dengan bagaimana peran orang tua yang mendidiknya, juga bagaimana pengaruh lingkungannya, dan negara yang menerapkan sistem kehidupan.
Akan sulit mengarahkan atau mendidik anak hingga menempati posisi sebagai penyejuk mata bagi kedua orang tua dalam lingkungan masyarakat yang amburadul, yang tidak menjadikan Islam sebagai standar dalam berinteraksi, dan negara yang anti syariat Islam, sehingga kebanyakan anak hanya akan menempati posisi sebagai sekedar perhiasan dunia, fitnah, bahkan musuh bagi kedua orang tuanya.
Karenanya agar bisa menempatkan anak pada posisi sebagai penyejuk mata, sebagai kedudukan atau posisi tertinggi, seperti yang dicita-citakan oleh setiap orang tua yang beriman, membutuhkan kesolihan orang tua, masyarakat, dan negara.
Sebab anak tidak hanya berinteraksi dengan kedua orang tuanya saja, namun juga berinteraksi dengan teman-temannya dilingkungan sekolah atau lingkungan bermainnya, juga akan menjalankan peraturan hidup atau sistem yang diterapkan oleh negara.
Karenanya penting menjadi orang tua yang saleh, memiliki lingkungan masyarakat yang saleh, juga negara yang menerapkan sistem hidup yang saleh, yaitu sistem hidup yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa, yaitu sistem Islam yang menerapkan hukum-hukum syariat Islam secara kaffah.
Sehingga dengan peraturan hidup yang benar yang diterapkan oleh negara, akan sangat memberikan pengaruh yang nyata bagi kehidupan masyarakat, yaitu akan terbentuk masyarakat yang baik, yang secara otomatis akan mempengaruhi kehidupan dalam keluarga, termasuk didalamnya kehidupan individu-individu didalam keluarga, yaitu orang tua dan anak.
Orang tua tidak akan kesulitan dalam mengajarkan adab pada anak misalkan, sebab seiring sejalan dengan peraturan hidup yang diterapkan oleh negara dan dilakukan secara terus-menerus dalam masyarakat.