Kehancuran Yahudi Israel dalam Al-Qur’an dan Hadits
Banyak sifat Yahudi yang lainnya yang disebut Al-Qur’an, seperti sombong, membunuh para Nabi, melampaui batas dan lain-lain.
Ada banyak intelektual Yahudi yang ‘menipu’ intelektual Islam dengan mengampanyekan Islam Liberal atau Pluralisme Agama (semua agama sama saja). Mereka berargumen bahwa agama Yahudi, Kristen dan Islam itu asalnya kan sama, dari Nabi Ibrahim. Pendapat intelektual Yahudi ini ditentang keras dan jelas oleh Al-Qur’an. Camkan surat Ali Imran ayat 67 berikut:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif dan Muslim (yang lurus lagi berserah diri kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”
Menurut Al-Qur’an, para Nabi semuanya adalah Muslim. Tidak ada Nabi yang beragama Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha dan lain-lain.
۞ قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَمَّا جَاءَنِيَ الْبَيِّنَاتُ مِنْ رَبِّي وَأُمِرْتُ أَنْ أُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Ghafir 40)
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَامُ (ءال عمران: ١٩)
“Sesungguhnya satu-satunya agama yang diridlai oleh Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ في الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (ءال عمران: ٨٥)
“Dan barang siapa mencari selain agama Islam untuk ia peluk, maka sekali-kali tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85).
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (يوسف: ١٠١)
“(Yusuf berkata): Wafatkanlah aku dalam keadaan Muslim dan gabungkan aku bersama orang-orang yang saleh.” (QS. Yusuf: 101).
فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (ءال عمران: ٥٢)
“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran Bani Israel, ia berkata: Siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah? Para Hawwariyyun (sahabat-sahabat setia Nabi Isa) menjawab: Kamilah pembela-pembela-agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 52).
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
”(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu, tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan manasik (rangkaian ibadah) haji, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. al Baqarah 127-128)