Kehebatan Ikhwanul Muslimin Melawan Inggris dan Yahudi

Oleh karena itu ia sendiri menentang tentara Salib Inggris di Mesir. Dia mengobarkan semangat para dai untuk menjadikan mereka orang-orang yang memiliki semangat dan kemuliaan dalam menjalankan tugas-tugas mulia agamanya dan tidak mau menerima perlakuan hina dari penjajah Inggris.
Syekh Hasan al Bana secara khusus memperhatikan persoalan Palestina dan gerakan Mujahidin di tempat ini yang dipimpin Amin al Huseini. Ia menyeru rakyat Mesir untuk memperhatikan masalah Palestina dengan mengirimkan para khatib-khatib di masjid-masjid untuk menyadarkan umat tentang bahaya Yahudi Zionis di Palestina, dan mengumpulkan dana untuk membiayai mujahidin di tempat ini.
Jamaah Ikhwanul Muslimin menyelenggaraan konferensi internasional untuk menjelaskan langkah dan cara menyelesaikan masalah Palestina. Anggota Ikhwan tidak hanya berjihad dengan omongan, tapi mereka juga menyerahkan nyawa dan harta.
Pada waktu meletus perang Arab Israel tahun 1948, anggota Ikhwan berada di garis terdepan. Mereka mendirikan kamp-kamp dengan dana sendiri guna memberikan pelatihan kepada milisi Islam tanpa menunggu dana dari pemerintah. Mereka berhasil menerobos Palestina tahun 1948, dua bulan lebih dulu dari datangnya tentara Pan Arab. Serbuan terhadap negeri Yahudi ini dilakukan dengan cara-cara gerilya dan menunjukkan jiwa kepahlawanan yang luar biasa, sehingga membuat tokoh Yahudi berkomentar, ”Menghadapi pejuang Ikhwanul Muslimin sama halnya dengan menghadang bahaya besar, laksana orang menyusup ke dalam hutan yang penuh dengan binatang buas.”
Bahkan Ikhwanul Muslimin berhasil menduduki kota al Quds dan membebaskannya dari cengkeraman Yahudi, kemudian mendirikan negara Islam kecil di tempat ini. Seandainya tidak ada pengkhianatan yang dilakukan oleh para pemimpin Arab Nasionalis dan raja Mesir, pasti Palestina tidak akan mengalami nasib seperti sekarang ini.
Jamaah Ikhwanul Muslimin juga telah berhasil menjadikan dirinya sebagai benteng kokoh menangkis paham komunisme di Mesir.
Jamaah ini berhasil pula menjalankan tugasnya sebagai sebuah harakah Islam yang pernah dinyatakan oleh Hasan Hudaibi, ”Sebuah nama yang tidak hanya mewakili sebuah gerakan di Mesir, tetapi merupakan sebuah fenomena lahirnya kebangkitan Islam di seluruh dunia Islam sejak dari lautan yang satu ke lautan yang lainnya. Dakwah mereka berhasil membuat penjajah, para boneka, dan kaum munafik ketakutan.”
Dampak positif munculnya gerakan Ikhwanul Muslimin antara lain:
Satu: Membangkitkan perasaan cinta kepada Islam dalam diri kaum Muslimin. Islam yang tadinya semata-mata sebagai akidah dan ibadah sebagaimana keinginan musuh-musuh Islam, berubah menjadi suatu kekuatan yang bangkit merintis jalan untuk menyelesaikan berbagai problem dan persoalan jaman.
Dua: Menjadikan Islam di Mesir sebagai suatu kekuatan yang tidak dapat dianggap remeh oleh pihak istana dan pemerintah, sehingga mereka terpaksa bersikap baik terhadap Ikhwanul Muslimin. Hal ini terbukti dengan tindakan an Nuhas, seorang menteri pada tahun 1942 yang meminta kepada Hasan al Bana untuk mengundurkan diri sebagai calon anggota parlemen. Hal serupa juga dilakukan oleh Ahmad Mahir, perdana menteri tahun 1948 kepada Ikhwanul Muslimin.
Setelah wafatnya Hasan al Bana, kepemimpinan jamaah Ikhwanul Muslimin digantikan oleh Hasan Hudaibi. Penguasa pada waktu itu mengirimkan utusannya untuk mengajak untuk bekerjasama dengan beliau dan menyatakan tidak bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan tidak baik yang menimpa Ikhwanul Muslimin dahulu. Raja sendiri telah memberikan hadiah kepada Hudaibi, sebuah piagam dengan gambar yang sangat indah. Hadiah ini oleh Hasan Hudaibi diletakkannya di kamar mandi.
Tiga: Menimbulkan perasaan takut pada pihak Inggris, Yahudi dan Amerika. Hal yang sangat ditakuti oleh panjajah, adalah berhadapan dengan gerakan dakwah yang bersikap teguh. Kaum penjajah di Mesir telah menghadapi kampanye yang dilakukan dengan semangat kebangsaan, golongan dan lain-lain, namun kampanye semacam ini tidak pernah membuat mereka ketakutan. Begitu mereka mendengar adanya gerakan yang dipelopori oleh tokoh-tokoh Islam, dengan membawa panji-panji Islam sebagai dasar gerakannya, maka mereka menjadi gelisah.