Keimanan Bilal bin Rabbah vs Kekafiran Abu Jahal

Bilal bin Rabbah membuka akal memikirkan kebenaran tapi Abu Jahal menyumbat akal dengan nafsu harga diri. Bilal bin Rabbah ikhlas mengambil petunjuk tapi Abu Jahal angkuh membuang petunjuk. Bilal bin Rabah bersegera berlepas diri dari kesesatan tapi Abu Jahal menjaga kesesatan sampai akhir hayatnya.
Dari kieimanan Bilal bin Rabbah dan kekafiran Abu Jahal, muslim haruslah dapat mengambil pelajaran. Bahwa petunjuk haruslah menjadi pegangan muslim. Berikhtiar dan istiqamah mencari petunjuk dan kebenaran dengan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu). Seraya megamalkan petunjuk dalam kehidupannya semaksimal kekuatan diri. Kesesatan mutlak di uninstall dan dizerokan dengan ikhtiar menjauhi kemaksiatan dan tak memperturutkan nafsu dunia. Wallahu a’lam bish-shawab.[]
Ismawati