Kekurangan Pekerja, Perusahaan Jepang Perpanjang Usia Pensiun Hingga 80 Tahun
Jakarta (SI Online) – Salah satu perusahaan asal Jepang yakni Nojima Corp. akan membuka peluang pekerjanya untuk tetap bekerja hingga usianya mencapai 80 tahun.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Ahad (26/72020) perusahaan telah meningkatkan batas usia pensiun pekerjanya dari 65 tahun menjadi 80 tahun. Langkah itu diambil untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di masa depan.
Kebijakan baru akan berlaku untuk semua pekerja Nojima. Perusahaan yakin, selain mengatasi potensi kekurangana pasokan pekerja, langkah itu akan membantu perusahaan memanfaatkan pengetahuan dan jaringa darin staf senior.
Seperti diketahui, perusahaan-perusahaan Jepang tengah berjuang melawan tren kekurangan pekerja karena populasi negara itu menua dan menyusut.
“Nojima akan mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak kerja bagi orang-orang yang ingin melanjutkan pekerjaan hingga mereka berusia 80 tahun,” seperti dikutip dari Bloomberg, berdasarkan laporan dari Nikkei Asia.
Adapun, Pemerintah Jepang akan memperkenalkan kebijakan yang mendorong perusahaan untuk menawarkan kesempatan kerja kepada orang-orang hingga usia 70 tahun.
Sebelumnya, Jepang telah memberikan terobosan kebijakan untuk mengantisipasi kekurangana pasokan tenaga kerja di dalam negerinya.
Salah satunya dengan membuka pintu bagi pekerja asing memasuki pasar pekerja Negeri Sakura per April 2019.
Dalam dokumen yang diperoleh Bloomberg, batas jumlah pekerja asing yang dapat memasuki pasar pekerja Jepang akan mencapai 345.150 orang dalam 5 tahun ke depan. Pemerintah Jepang juga akan mencari cara untuk mendukung kawasan di daerah-daerah sehingga pekerja asing tidak terpusat hanya bekerja di kota-kota besar.
Pasalnya, sejauh ini pekerja asing tampak lebih berminat bekerja di kota besar karena menjanjikan pendapatan yang lebih tinggi ketimbang bekerja di daerah rural.
Pemerintah Abe menyetujui aturan kebijakan itu karena Jepang semakin kesulitan dengan kondisi meningkatnya penduduk usia tua dan menurunnya jumlah populasi. Hal tersebut juga telah menyebabkan berkurangnya pekerja di negara yang dihuni oleh 126 juta jiwa tersebut.
sumber: Bisnis.com