Kemenangan Hanya Milik Allah SWT
Inilah yang Rasulullah Saw khawatirkan dengan bersabda, “Yang aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Merasa menyembah Allah, tetapi sebenarnya menyembah suami, istri, anak, anak, jabatan, pujian, bahkan jumlah yang sejatinya bagai fatamorgana.
Tahukah Anda, bahwa Islam tidak akan bangkit, bila masih ada orang-orang dengan pikiran dan perasaan seperti ini? Islam tidak akan berjaya. Kita juga tidak akan pernah mendapati kaum muslimin menjadi orang-orang yang memperoleh kemenangan.
Namun, Allah SWT masih melindungi kaum muslimin. Melihat pasukan Islam kucar-kacir, Rasulullah Saw memanggil Abbas ra untuk memanggil para veteran Baiturridwan untuk kembali ke medan perang. Mempertahankan kalimat Allah hingga titik darah terakhir. Maka, tak sampai 100 orang berbalik kembali berperang mati-matian melawan Bani Tsaqif dan Hawadzin.
Merekalah orang-orang yang yakin bahwa Allah, Huwal muhyi wal mumiit; merekalah yang beriman dengan bersih dan bercahaya. Maka, serangan balik dari orang-orang yang telah berjanji setia pada Rasulullah Saw di Baitur Ridwan itulah yang mengandaskan harapan dan mematahkan serangan orang-orang kafir.
Allah SWT kemudian menurunkan rasa tenang dan sakinah kepada Rasulullah Saw dan orang-orang yang beriman. Yaitu orang yang bersandar dan berharap kepada Allah. Karena itu, marilah kita pahami bahwa tugas kita sebenarnya hanyalah bersatu, berjuang dan memegang kuat komitmen. Selebihnya, biarlah Allah SWT yang mengurusnya. Sesungguhnya kita bergerak dalam kesetiaan karena Allah sesungguhnya tidak butuh kita. Allah-lah yang kemudian menurunkan ribuan malaikat yang tidak terlihat mata. Membantu kaum muslimin sehingga menjemput kemenangan. Di sinilah nyata bahwa sesungguhnya Allah akan menang dan tidak pernah terkalahkan.
Para pendiri bangsa dan negara ini, para ulama dan mujahid meyakini itu, hingga merekalah yang mewarisi tanah yang besar dan luas ini. Kalau kita beriman dan yakin bahwa pertolongan itu hanya dari Allah Ta’ala maka hati kita pun teguh dan lisan kita pun kokoh. Sama ketika Suraqah menempelkan pedang di leher Rasulullah maka lisan Rasululllah yang menjawab, “Allah” langsung membuat Suraqah bergetar karena rasa takut akan keagungan dan kebesaran Allah SWT.
Terkadang untuk menang, kita terlalu serakah. Sebenarnya musuh-musuh Allah itu adalah urusan Allah untuk bagaimana menyiksanya. Seringkali kita terlalu ingin berbuat baik, tetapi justru hawa nafsu yang mendominasi. Semoga perang Hunain ini bisa menjadi ibrah yang baik bagi kita. Bahwa, sejatinya kemenangan hanyalah milik Allah dan apa yang kita raih sebenarnya adalah milik-Nya yang diperkenankan untuk kita miliki.
Maka, bertakwalah. Ikutilah jejak Rasulullah Saw, ikuti syariatnya, dan jauhi nafsu dalam beribadah. Jangan ikuti bid’ah dan perbanyaklah shalawat kepadanya. Hanya dengan mengikutinya maka kita akan terselamatkan dari berbagai bahaya yang ada dalam hidup ini. []
KH Bachtiar Nasir, Pimpinan AQL Islamic Center.