Kena Dampak Aksi Boikot Produk Israel, Penjualan McDonald’s Anjlok Terparah Sejak 2021
Jakarta (SI Online) – Salah satu raksasa restoran cepat saji, McDonald’s, mencatatkan penurunan penjualan secara global untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Senin (29/07), mereka mengeklaim inflasi yang terus-menerus telah memaksa konsumen berpendapatan rendah untuk beralih ke pilihan makanan yang harganya lebih terjangkau.
Penjualan global turun satu persen pada kuartal kedua tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 0,5 persen. Sementara pendapatan keseluruhan naik satu persen.
Saham McDonald’s, yang turun 15 persen tahun ini, naik hampir empat persen setelah eksekutif perusahaan mengatakan kesepakatan makanan senilai US$5 yang diluncurkan pada akhir Juni terjual di atas ekspektasi. Mereka mengatakan perusahaan sedang bekerja sama dengan pewaralaba dalam upaya untuk memperpanjangnya setelah Agustus.
Perusahaan mengatakan akan lebih selektif dalam menaikkan harga untuk melindungi profitabilitas.
“Meskipun keadaan (lalu lintas pembeli) sepi saat ini, hal tersebut seharusnya menjadi lebih baik di paruh tahun lalu… dengan nilai menu yang lebih baik,” kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management.
CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan ada lebih banyak pemikiran kesepakatan dari konsumen yang menjadi “sangat diskriminatif”.
“Sentimen konsumen di sebagian besar pasar utama kita masih rendah,” katanya.
Sementara itu analis Edward Jones, Brian Yarbrough mengatakan, pukulan terbesar bagi McDonald’s adalah konsumen berpendapatan rendah benar-benar mengurangi kunjungan dan hal ini lebih dari sekadar mengimbangi penurunan perdagangan yang biasanya dialami McD di masa ekonomi sulit.
Penjualan serupa di AS turun 0,7 persen pada kuartaI II/2024 dibandingkan lonjakan 10,3 persen tahun lalu.
Pemulihan yang lebih lambat dari perkiraan di China dan konflik Timur Tengah juga merugikan kinerja segmen bisnis McDonald’s di mana restoran dioperasikan oleh mitra lokalnya, karena penjualan turun 1,3 persen dibandingkan dengan lonjakan 14 persen pada tahun sebelumnya.
Namun, McDonald’s tetap mempertahankan anggaran belanja modalnya hingga US$2,7 miliar, dengan lebih dari separuhnya dialokasikan untuk restoran baru di AS dan pasar internasional.
McDonald’s sendiri merupakan salah satu bisnis yang terdampak kampanye boikot karena dianggap pro Israel. Gerakan boikot ini sebagai aksi protes terhadap serangan Zionis Israel ke Gaza, Palestina. []