RESONANSI

Kenapa Harlah Sumpah Pemuda Sunyi?

Kasus smack-down di Tangerang terhadap mahasiswa patut jadi renungan. Bangimana suara kritis ingin dibungkam. Sebenarnya, pembungkaman bukan barang baru. Setelah pembaharuan UU ITE, rasanya selalu ada alasan menangkap dan menutup mulut siapa yang lantang meluruskan kebijakan pemerintah.

Aparat sebagai alat negara tak sedikit yang jumawa. Angka kekerasan pada sipil sering kali terdengar. Padahal selayaknya, suara muda yang ingin negaranya baik-baik saja harus diberi ruang berkata, bukan dijegal dengan aneka kelucuan yang vulgar. Selain itu berbahaya untuk kualitas demokrasi kita, juga tak ada guna untuk tiap warga menikmati kebebasannya yang telah dituang di UU bangsanya.

Inilah saat intropeksi menggali makna Sumpah Pemuda seperti apa dan bagusnya bagaimana. Penghormatan pada pendiri bangsa dan pejuangnya tak boleh seremonial belaka. Harus ada yang bisa digali. Ada pula yang bisa digunakan untuk kemaslahatan umat.

Pesan itu yang harus terus dibangkitkan. Anak muda jangan kehilangan pegangan. Lupa pada siapa pendahulunya. Sampai kurang ajar atas nikmat merdeka.

Seperti kata pepatah bilang: ‘bangsa besar itu mereka yang bisa menghormati sejarah bangsanya.

Untuk itu, mari tebar rasa damai dan terus rekatkan persatuan. Lawan segala upaya merusak persatuan. Semoga jaya dan makin makmur negara tercinta. Semangat hari sumpah pemuda, maaf terlambat! (*)

Pandeglang, 30 Oktober 2021

Mahyu An-Nafi

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button