Ketaatan Mengundang Keberkahan
Ibrah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut adalah bahwa ketaatan akan mengundang datangnya pertolongan Allah dan keberkahan.
Air Zamzam keluar setelah banyak ujian diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, untuk taat pada perintah Allah. Yaitu meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di tanah yang tandus tanpa makanan dan air. Hingga perjuangan Siti hajar berlari kesana kemari diperbukitan sampai akhirnya Allah curahkan air zamzam dari kaki Ismail.
Di masa modern ini tak terhitung keberkahan sumur zamzam yang telah mengeluarkan air tanpa berhenti sejak ribuan tahun lamanya, sebanyak apapun diambil, sumur itu tidak pernah kering.
Secara ilmiah, lempengan yang mendasari kota Mekah adalah lempengan batu yang dulunya adalah bekuan larva. Secara empiris akan sangat sulit ditemukan air di situ karena air telah menguap ketika bertemu larva panas dulunya.
Kontraktor pengeboran air pun akan menghindari tempat sedemikian untuk mencari air. Tapi tidak dengan sumur zamzam. Allah punya kehendak lain. Hal lain yang mengagumkan adalah debit airnya jika dibandingkan.
Negeri kita yang subur dengan hutan penghujan hampir sepanjang tahun ada hujan di gunung. Terkenal dengan sumur-sumur raksasa. Sebagai contoh : debit mata air di Sukabumi yang kini dikuasai oleh danone (aqua) adalah 150 liter per detik. Itu setara dengan derasnya 40 galon air dalam 1 detik sekaligus. Di Pasuruan, ada sumber mata air dengan debit 300 liter per detik, dan lain-lain.
Ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sumur zamzam yang bisa mencapai 8.000 liter per detik. Wow…..bisa dibayangkan jika musim haji. Dua ratus ribu lebih jamaah haji Indonesia membawa 5 liter air per orang sama dengan satu juta liter. Itu belum dari seluruh dunia yang mencapai 2 juta orang, kalikan saja. Belum lagi kebutuhan air zamzam untuk digunakan di masjid dan orang lokal dalam waktu bersamaan.
Jika sumur artesis raksasa harus ditemukan di ratusan meter di bawah permukaan tanah, sumur zamzam hanya 14 meter saja….. masyaa Allah. Di sinilah keberkahan itu menemukan korelasinya.
Anehnya sumur di Sukabumi ataupun di Pasuruan itu kering jika disedot habis. Harus menunggu lama baru ada air lagi. Dan akan luber kemana-mana jika tidak disedot.
Beda dengan sumur zamzam, sumur ini hanya butuh waktu sembilan detik untuk mengembalikan cadangan air yang diambil. Seberapa banyakpun diambil, sembilan detik kemudian bisa diambil kembali. Dan jika tidak diambil, sumur zamzam tidak akan meluap. Inilah keberkahan yang hanya Allah lah yang bisa menurunkannya. Allah yang mengatur kecukupan untuk yang membutuhkan, dan Allah sendiri yang akan menghentikan jika tidak dibutuhkan.