Ketika Benih Cinta Mulai Tumbuh
Guyss, setuju enggak sih kalau masa remaja itu adalah masa yang paling indah? Gimana enggak? Masa remaja adalah waktu dimana kita sedang semangatnya mengeksplor potensi yang kita punya dan menemukan jati diri. Diriingi canda tawa, suasana riang dan indahnya kebersamaan bersama orang tersayang.
Apalagi nich… Kalau misalnya sudah muncul rasa tertarik sama lawan jenis, nah lohh… Siapa nih yang lagi suka sama lawan jenis? Ada yang lagi bikin salting? Tiap mikirin dia pokoknya senyam-senyum enggak jelas gitu ya?
Iyap, pasti kita semua akan atau sedang mengalami fase ini. And don’t worry, itu wajar kok. But guys, tahu enggak sih? Ketika kita jatuh cinta sebenarnya keimanan kita itu lagi diuji sama Allah loh! Nah, ini yang mau aku bahas lebih dalam di tulisan ini. Jadi ketika benih cinta mulai tumbuh, apa yang harus kita lakukan supaya kita enggak nyesel di kemudian hari?
Why we should talk about this? Seperti yang gue bilang di awal, ketika kita jatuh cinta sebenarnya Allah sedang menguji seberapa kuat iman kita. Karena banyak remaja seperti kita ketika dititipkan perasaan sama Allah, bukannya makin taat dan banyak beribadah. Eh… Malah menjauh dari Allah alias ngelakuin maksiat, saling nge-chat, video call sampai malam, pacaran, pegangan tangan, terus peluk-pelukan sampai akhirnya JEDER! Terjadi juga deh heheh… Naudzubillahi min dzalik!
Ini yang harus kita awasi, karena sebagai agen penegak Islam, setiap perbuatan kita harus sesuai dengan apa yang Allah perintahkan. So, apa yang harus kita lakukan when we fall in love?
Pertama, lo harus ingat kalau mencintai seseorang itu boleh. Setiap manusia memiliki gharizah nau’ yang memang sudah Allah berikan kepada setiap insan. Naluri berkasih sayang, naluri seorang ibu kepada anaknya, termasuk rasa tertarik kepada lawan jenis. Jadi boleh aja kok kita suka sama orang. Tapi… ya ada syaratnya.
Kedua, nah ini syaratnya. Jangan sampai dengan rasa suka yang kita punya, itu membuat kita melakukan perbuatan yang Allah larang. Namanya sedang jatuh cinta… Memang sulit memendam perasaan kita, menahan untuk tidak berzina, untuk menjaga pandangan. Tetapi Hakikatnya, cinta kita kepada Allah harus mengalahkan cinta kita kepada manusia manapun. Saling menjaga dalam ketaatan itu lebih baik ketimbang pacaran tapi ternyata lo cuma ngejagain jodoh orang lain. Widihh, sakittt banget gak tuh.
Ketiga, sibukkan diri dalam kebaikan. Lakukan aktivitas yang bermanfaat dan menambah wawasan lo, perbanyak ibadah dan melatih potensi yang kita punya untuk fokus mengejar mimpi-mimpi lo. Karena ketika diri kita tidak disibukan dalam kebaikan, bisikan syaitan akan semakin kuat. Kita perlu sebuah senjata untuk melindungi diri kita sendiri, melindungi iman kita, melindungi hati kita, yaitu Allah.
Keempat, ini berhubungan sama poin terakhir. Which is senantiasa dekatkan diri kita kepada Allah. Di setiap masalah, yang kita butuhkan hanya Allah. Mau sukses? Butuh Allah. Mau hidupnya tenang? Butuh Allah. Mau kaya? Butuh Allah. Pun bagaimana jodoh kita itu ada di tangan Allah. Kita butuh Allah untuk menguatkan hati dan komitmen kita. Komitmen untuk menjaga hati demi satu nama yang ada di lauhul mahfudz. Maka perbanyaklah berdoa, minta diberikan sebaik-baiknya laki-laki dan perempuan sebagai pasangan hidup kita.
Jika memang dia buat lo, sebanyak apapun yang menghalangi pasti kalian bisa bersama. Sebaliknya, walaupun sudah berhubungan lama, kalau dia bukan buat lo, kalian enggak mungkin bisa bersama. Intinya, hubungan yang sesuai dengan syariat-Nya pasti akan jauh lebih berkah, indah dan diridhai oleh Allah.
Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Rum ayat 21 yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Jodoh adalah sesuatu yang tidak bisa kendalikan. Bisa jadi jodoh kita di dunia, bisa juga nanti di akhirat. Jadi, lebih mending kita fokus terhadap apa yang masih bisa kita kendalikan. Apa itu? Yaitu fokus memperbaiki diri dan memperbanyak ilmu untuk masa depan kelak, supaya kita menjadi orang yang lebih bermanfaat untuk masyarakat. []
Aqila Ghania Syaakirah
Jenjang Pendidikan sekolah SDIT Al-Yasmin 1 Sindang Barang, melanjutkan ke SMPIT Insantama Bogor. Lahir di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 09 November 2007. Anak dari pasangan Reza Aldi dan Anita Octavia Mayasari sebagai anak ke-2 dari tiga bersaudara. Bercita-cita menjadi seorang penulis inspiratif dan aktivis dakwah.